5 Jurusan Kuliah Kurang Populer tapi Vital untuk Dunia Pendidikan Indonesia
5 Jurusan Kuliah Kurang Populer tapi Vital untuk Dunia Pendidikan Indonesia-Foto: IST -
Alasan kurang diminati:
Sering dianggap mudah dan kurang bergengsi. Banyak orang belum memahami betapa krusialnya periode usia dini dalam pembentukan karakter dan kemampuan belajar anak.
Mengapa sangat dibutuhkan:
Pendidikan usia dini menjadi fondasi kesuksesan pendidikan jangka panjang. Saat ini, banyak tenaga pengajar PAUD belum memiliki latar pendidikan formal yang sesuai, sementara Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran holistik sejak usia dini.
Peluang karier:
Guru PAUD di TK dan playgroup, pengelola lembaga PAUD, konsultan parenting, serta peneliti dan pengembang kurikulum.
3. Pendidikan Bahasa Daerah (Contoh: Bahasa Sunda, Jawa, Bali, Bugis)
Jurusan ini membekali mahasiswa dengan penguasaan bahasa dan sastra daerah serta teknik mengajarkannya di sekolah formal dan nonformal.
Alasan kurang diminati:
Bahasa daerah sering dipandang kurang prospektif karena tidak “internasional”. Generasi muda juga kurang menyadari pentingnya pelestarian budaya dan bahasa lokal.
Kebutuhan mendesak:
Pelajaran muatan lokal menjadi wajib di sekolah dasar dan menengah, tetapi terjadi krisis guru bahasa daerah di banyak wilayah. Tanpa upaya pelestarian, sejumlah bahasa daerah terancam punah.
Prospek kerja:
Guru bahasa daerah, peneliti bahasa dan budaya, penulis buku pelajaran, serta aktivis pelestarian budaya lokal.
4. Pendidikan Geografi
Jurusan ini tidak hanya mempelajari peta dan planet, tapi juga hubungan manusia dengan lingkungan, mitigasi bencana, dinamika sosial-ekonomi, dan pemanfaatan sumber daya alam.
Alasan kurang diminati:
Banyak yang menganggap jurusan ini membosankan dan tidak aplikatif. Kurangnya pemahaman mengenai cabang ilmu geografi dan aplikasinya dalam kehidupan nyata.
Kenapa sangat dibutuhkan:
Indonesia rawan bencana, sehingga pendidikan mitigasi bencana sangat krusial. Kesadaran akan lingkungan dan perubahan iklim juga harus ditanamkan sejak sekolah. Kekurangan guru geografi kompeten terutama di luar Pulau Jawa masih menjadi tantangan.
Kesempatan karier:
Guru SMA, dosen, konsultan mitigasi bencana, peneliti lingkungan, atau bekerja di BMKG, BNPB, dan kementerian lingkungan hidup.
5. Teknologi Pendidikan
Jurusan ini mempelajari penerapan teknologi dalam pembelajaran, seperti pengembangan media pembelajaran digital, e-learning, blended learning, dan sistem manajemen pembelajaran (LMS).
Alasan kurang diminati:
Banyak yang belum menyadari bahwa teknologi pendidikan adalah jurusan tersendiri. Sering salah kaprah menganggapnya hanya soal IT atau komputer saja.
Kebutuhan mendesak:
Era digital dan pandemi mendorong transformasi pendidikan ke arah pembelajaran daring. Namun, banyak guru belum familiar dengan penggunaan media pembelajaran digital yang efektif. Pemerintah aktif mendorong transformasi digital pendidikan.
Prospek karier:
Desainer media pembelajaran, pengembang LMS dan platform e-learning, dosen, pelatih guru, atau konsultan pendidikan digital.
