Tidak Ada Alasan Harga Beras-Migor Naik, Jual Lebihi HET, Toko Disegel Satgas Pangan
PANGAN MURAH : Gubernur Sumsel H Herman Deru, mendampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, meninjau Operasi Pasar Pangan Murah di Kantor Pos Cabang Palembang, Jl Merdeka, Senin, (4/3). -foto: kris/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Warning diberikan kepada pengusaha atau pedagang besar bahan pokok. Mereka diingatkan tidak menjual dengan harga di atas harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah.
Terutama untuk beras dan minyak goreng (migor). Penegasan ini disampaikan Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, saat meninjau operasi pasar di halaman PT Pos Palembang bersama Wamentan, Sudaryono, Gubernur dan Forkompinda Sumsel serta Direksi PT Pos, Selasa (4/3).
"Kami imbau seluruh pengusaha yang ada di Indonesia, jangan ada menjual di atas HET seperti minyak goreng, beras, dan lainnya. Minyak goreng itu kita produsen terbesar di dunia bahkan sampai suplai ke negara lain, masa harganya di atas HET," ujarnya.
Begitu juga dengan beras. “Tidak ada alasan beras naik karena produksi meningkat tajam dibandingkan tahun lalu. Stok di Bulog mencapai 2 juta ton,” imbuh Amran. Menurutnya, stok beras di Bulog saat ini stok terbesar dalam 5-7 tahun terakhir.
Jadi, tidak alasan seperti dulu, karena produksi rendah, stok rendah sehingga harga naik. “Tidak ada alasan pengusaha menjual beras, minyak goreng di atas HET," tegas Mentan.
BACA JUGA: Budidaya Ikan Patin-Lele, Polsek Muara Kuang Ciptakan Ketahanan Pangan Selaras dengan GSMP
Ia menyatakan, karena sudah diingatkan, kemudian ada yang tidak mengindahkan, maka ia minta Satgas Pangan untuk menindak tegas.
Hal ini sudah diberlakukan. “Ada yang disegel di Jakarta, Jawa Tengah dalam proses. Semoga di Palembang, Sumsel ini tidak terjadi hal demikian. Kalau sudah disegel tokonya, itu tidak baik,” katanya. Mentan berharap para pengusaha bisa membantu masyarakat. Apalagi saat ini di bulan Ramadan. Setidaknya, jangan diganggu dengan harga pangan naik.
Apalagi, stok pangan cukup, produksi lebih dari cukup. Untuk menstabilkan harga pasar, pemerintah di bulan suci Ramadan ini melakukan operasi pasar besar-besaran yang pelaksanaannya melalui PT Pos. Menyebar pada 4.500 titik di Indonesia.
"Kita dengan PT Pos, Bulog, Berdikari, dan lainnya melalukan OP besar-besaran, khusus untuk pangan. Dari 4.500 titik, yang sudah tersedia ada 2.800 dan kami minta diisi secepatnya," beber Amran.
Terkait dengan harga cabai tinggi, dia menegaskan kalau cabai bagian dari 9 bahan pokok. Karena itu, jangan dijual di atas HET. Ketersediaan saat ini cukup, kenaikan harga hanya sekitar 2-4 persen. Harga cabai relatif stabil, dibandingkan negara tetangga seperti Jepang, Malaysia, dan Filipina yang kekurangan beras dan parlemennya minta berguru dengan Indonesia.
BACA JUGA:Hasilkan Telur Ayam dan Bebek, Tambah PAD, Wujudkan Ketahanan Pangan Desa Makartitama
BACA JUGA:Jadikan Pekarangan Kebun PKK, Penuhi Pangan Keluarga,Tambah Penghasilan Warga Empat Lawang
