Sumsel Status Tertular PMK, Virus Bisa Terbawa Angin Hingga 10 Km, Ancam Hewan Ternak
VAKSINASI : Dr drh Jafrizal MM, melakukan vaksinasi ke pertenakan sapi di kawasan Sukarami, Palembang, untuk mengantisipasi PMK, Kamis (16/1). -FOTO: IST-
“Kita harus mewaspadai merebaknya kembali penyakit mulut dan kuku ini. Meskipun sejauh ini belum ada yang terjangkit, namun semua pihak wajib berhati-hati,” kata Kabid Peternakan Dinas TPHP Kabupaten Lahat, Adi Sulistio STP.
Data populasi ternak kerbau dan sapi pada Tahun 2023 di Kabupaten Lahat, mencapai 1.392 ekor kerbau dan sapi 8.583 ekor. “Kecenderungan bukan dijual langsung atau konsumsi. Tapi untuk cadangan sebagai tabungan,” sebut Adi.
Sebagai langkah pencegahan PMK di Kabupaten Lahat, peternak diminta untuk lebih hati-hati saat membeli hewan ternak terutama dari luar Lahat. "Pastikan hewan tersebut dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dan periksa kondisi fisiknya. Jangan tergoda dengan harga murah, terutama jika hewan berasal dari daerah perbatasan," sarannya.
Dijelaskannya, gejala yang muncul pada sapi yang terjangkit PMK, antara lain demam tinggi, luka lepuh di mulut, bibir, gusi, lidah, serta hidung, disertai keluarnya air liur berlebih, dan nafsu makan yang menurun. “Dapat juga mengalami pincang karena luka pada kaki,” paparnya.
PMK ini sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat, terutama di daerah dengan iklim lembap dan sejuk. Apalagi hewan dikelompokkan dalam jumlah besar atau ditempatkan berdekatan.
BACA JUGA:Tinjau Kampus STKIP Muhammadiyah di OKU TImur, Menko PMK Bilang Begini
BACA JUGA:Sosialisasikan PMK Tentang PPh, Minta Pengusaha Properti Jujur Bayar Pajak
Sebagai langkah penanganan, peternak diimbau untuk segera melaporkan apabila ada hewan ternak yang menunjukkan gejala PMK kepada petugas kesehatan hewan atau otoritas veteriner terdekat. "Biasanya PMK dapat sembuh dengan sendirinya, tidak ada pengobatan khusus,” klaimnya.
Ancaman PMK, juga dikhawatirkan peternak sapi dan kerbau di Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Muratara. Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Lubuklinggau, mengeluarkan surat sosialisasi terkait PMK untuk memberikan edukasi kepada para peternak.
Koordinator Kesehatan Hewan Dispertan Kota Lubuklinggau, Andrianto, mengatakan pencegahan PMK dapat dilakukan melalui beberapa langkah. Seperti vaksinasi rutin, pembersihan kandang, dan penyemprotan disinfektan.
Pihaknya fokus pada edukasi peternak agar memahami bahaya PMK dan pentingnya kebersihan kandang. “Hewan yang telah divaksinasi dan sehat, akan dilengkapi dengan sertifikat kesehatan. Sehingga masyarakat yang membeli hewan ternak bisa lebih yakin," kata Andrianto.
Sementara itu, di Kabupaten Muratara tahun 2025 ini belum ditemukan kasus PMK. Sekretaris Dinas Pertanian dan Perikanan Muratara, Dahmudin, menyatakan pihaknya terus memantau situasi dan melakukan sosialisasi kepada peternak lokal.
"Kami tetap siaga, terutama untuk ternak yang masuk dari daerah lain. Jika ada dugaan PMK, kami siap melakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan," jelasnya. Dia mengimbau peternak untuk menjaga kebersihan kandang, karena virus PMK mudah berkembang di lingkungan kotor dan lembap.
"Jika menemukan gejala pada ternak, segera laporkan agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat," tambah. Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, juga sudah berkunjung Balai Veteriner Lampung, untguk mempererat koordinasi terkait PMK.
Wilayah tetangga yang telah melaporkan kasus PMK, menjadi perhatian bersama bagi Pemerintah Daerah Lubuklinggau dan Muratara. Meski Muratara masih dalam status aman, koordinasi antara wilayah menjadi penting untuk membatasi penyebaran virus.
