Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Bersiap Umrah Kedua, Hasil 2 Tahun Tabung Jual Sampah

PILAHSAMPAH: Suhartini dan putrinya, Oktariani, sedang memilah sampah di Bank Sampah Induk Kota Palembang, kemarin (14/1).-foto: dudun/sumeks-

Meski demikian, Suhartini tidak menyerah dan tetap bersyukur. Untuk menutupi biaya hidup sehari-hari dengan anaknya, Bukde Tini, juga sambil bekerja di rumah keluarganya. “Jadi sama anak saya, bekerja bantu-bantu keluarga membersihkan rumah. Dari situlah kita bisa menutupi biaya hidup sehari-hari,” ujarnya. 

Saat ini, Bukde Tini dan putri bungsunya, Oktariani sudah bersiap untuk perjalanan umrah kedua. Mereka bergabung dengan travel PT Karomah yang menawarkan promo spesial ulang tahun kantor. Dengan biaya sekitar Rp26,5 juta per orang. "Tidak ada yang tidak mungkin. Walaupun penghasilan tidak menentu, kalau ada niat dan usaha, pasti bisa," tukas dia.

Sebelum berangkat, pada 22 Januari nanti Bukde Tini akan gelar acara yasinan keluarga. "Kami ingin semuanya lancar dan berkah. Semoga perjalanan ini membawa kami lebih dekat kepada Allah SWT," tambah Oktariani.

BACA JUGA:PNM Berangkatkan Nasabah Terbaik untuk Ibadah Umrah sebagai Apresiasi

BACA JUGA:Berangkatkan 8 Warga Umrah Gratis

Ketua Kelompok Sadar Lingkungan (Pokdarling) Sukadadi, Umi Hani Mainingrum menjelaskan, sampah plastik yang diterima di bank sampah diklasifikasikan berdasarkan jenis dan kualitasnya. Untuk plastik jenis PET, seperti botol bekas air mineral, memiliki nilai jual yang berbeda dibandingkan dengan plastik jenis PP yang biasanya ditemukan pada gelas minuman plastik.

“Kategori PP sendiri memiliki tiga tingkatan: Grade A, B, dan C. Grade A, yang bening dan tanpa lapisan, memiliki harga tertinggi, yaitu Rp4.500 per kilogram. Sedangkan Grade B, dengan lapisan tertentu, dihargai Rp3.000 hingga Rp3.500 per kilogram. Untuk Grade C, seperti gelas plastik berwarna-warni, harganya Rp1.800 per kilogram,” jelas Umi.

Sampah plastik yang dikumpulkan diolah menjadi biji plastik untuk diproduksi kembali menjadi barang seperti gayung, serokan sampah, dan produk lain. Perbedaan kualitas plastik juga memengaruhi hasil pewarnaan produk daur ulang. “Grade A menghasilkan warna yang lebih cerah, sedangkan Grade B cenderung lebih kusam, dan Grade C biasanya menghasilkan warna gelap, seperti hitam,” tambahnya.

Bank Sampah Induk Palembang di Sukadadi menerima berbagai jenis sampah setiap harinya. Mulai plastik, kertas, besi, kaleng aluminium, hingga wajan bekas. Sampah-sampah tersebut kemudian dijual ke industri daur ulang di Palembang maupun Pulau Jawa.

BACA JUGA:10 Penggali Kubur-Pemandi Jenazah Dapat Hadiah Umrah Gratis HKGB ke-72, Kapolda Sumsel dan Istri jadi Wasilah

BACA JUGA:Ini Dia Aturan Baru Visa Kerja Sementara Haji dan Umrah di Arab Saudi, Pelanggar Kena Denda Segini!

Ia berharap kisah Bukde Tini dan putrinya yang merupakan anggota Pokdarling sekaligus nasabah bank sampah bisa jadi contoh warga lain. Dibenarkan Umi, selama dua tahun terakhir, Bukde Tini tidak pernah menarik hasil tabungannya dari penjualan sampah. “Semua tabungannya digunakan untuk mempersiapkan keberangkatan ibadah umrahnya,” beber dia.

Tidak hanya Bukde Tini, banyak nasabah lain yang memanfaatkan bank sampah ini untuk menabung dengan tujuan tertentu. Program-program seperti tabungan pendidikan, tabungan keagamaan (haji dan umrah), serta tabungan sembako untuk persiapan Lebaran menjadi daya tarik utama bagi mereka.

Bank Sampah Induk ini telah bekerja sama dengan berbagai institusi besar, seperti PT Pusri, RS Siti Fatimah, RS Sriwijaya, dan RS Ar Rasyid. Institusi-institusi ini biasanya menyumbangkan limbah kertas untuk dikelola oleh bank sampah. Selain itu, masyarakat sekitar, sekolah, pondok pesantren, hingga komunitas RT juga berkontribusi dalam pengelolaan sampah.

Setiap nasabah perorangan memiliki buku tabungan yang berfungsi layaknya rekening bank konvensional. Lengkap dengan slip setoran dan penarikan. “Kami sudah membentuk empat bank sampah tingkat RT yang rutin menyetor hasil pengumpulan sampahnya ke bank utama,” tambah Umi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan