Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Gubernur: Sumsel Tak Boleh Lengah, 1 Januari-29 September Sudah Terjadi 218 Kali Bencana

Dr H Herman Deru SH MM. -FOTO: PEMPROV SUMSEL-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Terjadinya banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah di Sumatera Selatan (Sumsel). Sebab, potensi serupa mungkin juga bisa terjadi di Bumi Sriwijaya.

“Sumsel tidak boleh lengah. Saya sudah keliling, cek beberapa titik. Alhamdulillah kondisi kita baik. Walaupun prediksi BMKG curah hujan lumayan tinggi, tapi kita berkeyakinan bahwa air tersebut dapat dikanalisasi ke sungai hingga ke laut dengan baik,” kata Gubernur Sumsel, Dr H Herman Deru SH MM, kemarin.

Menurutnya, kondisi yang baik ini karena normalisasi sungai berjalan, daerah aliran sungai (DAS) hingga rehabilitasi hutan tetap dijalankan. "Tentu tidak cukup dengan itu, kita terus berusaha dan berdoa agar tidak terjadi bencana," ujarnya.

Sebagai antisipasi dini, Pemprov Sumsel pada pertengahan November 2025 lalu sudah menggelar apel siaga banjir dalam apel di tepian Danau Ranau, OKU Selatan. Ia menegaskan, semua bupati dan wali kota bertekad untuk waspada bencana hidrometeorologi.

"Untuk hutan, harus kita terjaga,” tegas Deru. Menurutnya, kawasan mangrove Sumsel seluas 200 ribu hektare potensi untuk direhabilitasi sekitar 43 ribu hektare. “Sekarang sudah tumbuh dan kita lihat di TAA, sudah dinilai langsung Kementerian LH, Kehutanan, dan lainnya. Kalau kita dinilai terbaik, maka akan dapat award," pungkasnya.

BACA JUGA:BRI Peduli Bergerak Cepat Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

BACA JUGA:Barat-Timur Sumsel Harus Waspada, Gubernur: Banjir-Tanah Longsor Ancaman Bencana Musim Hujan

Ada pun sepanjang 2025 ini, terhitung 1 Januari-29 September, di Sumsel terjadi 218 kali bencana. Hal itu menurut catatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi sumsel. Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman mengatakan, jumlah kejadian bencana itu tidak termasuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Paling banyak di Ogan Ilir 46 kejadian dan Palembang 34 kejadian," ujar Sudirman, beberapa waktu lalu. Bencana paling banyak terjadi di Sumsel yaitu banjir 83 kali. Kemudian angin kencang 66 kali, kebakaran permukiman 47 kali, tanah longsor 21 kali, dan banjir bandang 1 kali.

Banjir paling banyak terjadi di Musi Banyuasin dengan 10 kejadian, Muara Enim dan OKU masing-masing 8 kejadian. Angin kencang di Ogan Ilir 33 kejadian dan Banyuasin 10 kejadian. Lalu, kebakaran permukiman di Palembang terbanyak dengan 32 kejadian dan tanah longsor di Ogan Ilir 7 kejadian.

Sedangkan banjir bandang, terjadi di OKU Selatan pada 23 September 2025 yang mengakibatkan 3 warga hilang. Dampak bencana yang terjadi di Sumsel mengakibatkan ratusan rumah rusak. Yakni 123 unit rumah rusak berat, 73 unit rusak sedang, dan 221 unit rusak ringan. Dampak banjir membuat 61.298 unit rumah terendam. Juga berdampak pada 17 fasilitas pendidikan, 5 fasilitas kesehatan, 568 hektare sawah, 374,5 hektare kebun, 12 bangunan lainnya, 14 jembatan, dan 1 jaringan irigasi.

"Semua bencana yang terjadi di Sumsel itu menyebabkan 31.427 kepala keluarga (KK)  terdampak, 203 KK mengungsi, 5 jiwa luka-luka, dan 3 jiwa meninggal," jelasnya. Menurutnya, 

BACA JUGA:Waspada Bencana Hidrometeorologi bagi Masyarakat di Bantaran Sungai dan Dataran Rendah

BACA JUGA:Jangan Salahkan Alam! Bencana Hidrometeorologi juga Faktor Manusia, Pertahankan Hutan dan Kawasan Hijau

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan