*Dorong Investasi Industri Hulu-Hilir
Provinsi Sumsel punya potensi investasi yang sangat besar. Tersebar di seluruh kabupaten/kota. Pada hampir semua sektor, baik pertanian, perkebunan, tambang, industri, jasa, perdagangan dan lainnya. Penegasan itu disampaikan pengamat ekonomi Prof Dr Sulbahri Madjir.
“Seluruh bahan baku dan sumber alam tersedia di Bumi Sriwijaya,” ujarnya, kemarin. Tinggal lagi, pemerintah daerah harus menjaga iklim investasi yang baik. Misalnya soal keamanan yang menjadi faktor utama investor mau menanamkan modalnya.
"Kalau tidak aman, investor pasti enggan berinvestasi," ucapnya. Kemudian, kepastian hukum dan kemudahan regulasi intik penanaman investasi. Kata Sulbahri, investor yang ingin berinvestasi harus didukung dan mendapatkan kemudahan.
“Yang terjadi, sering terjadi ketidakpastian hukum dan rumitnya regulasi. Akibatnya investor yang tadinya serius mau investasi jadi mundur," tutur dia. Kemudian, ketersediaan tenaga kerja berkualitas juga menjadi faktor penarik investasi masuk.
Pemerintah juga harus tegas. “Tenaga kerja dari luar negeri yang boleh masuk hanya tenaga ahli, bukanlah pekerja kasar," tambah Sulbahri. Dia melihat, saat ini banyak tenaga kasar yang didatang dari luar negeri. Akhirnya tenaga kerja lokal tak terserap dan ini jelas merugikan daerah.
Pengawasan terhadap itu harus ketat. Pemerintah juga perlu menyediakan sarana prasarana infrastruktur jalan dan energi untuk mendukung dunia investasi di Sumsel. Contohnya, batu bara. Karena tidak tersedia jalan khusus untuk pengangkutan batu bara, para pengusaha memakai jalan umum yang digunakan masyarakat.
“Jalan rusak, yang dirugikan masyarakat jugai,” cetus dia. Sulbahri mendorong pemerintah mengolaborasikan sektor industri dan perkebunan. Seperti karet seharusnya diolah sendiri dan menjadi barang bernilai ekonomis.
" Jangan lagi ekspor karet mentah ke luar negeri," imbuhnya. Negara luar dengan seenaknya menetapkan harga murah untuk karet dan ini jelas merugikan masyarakat. Seharusnya karet bisa diolah menjadi berbagai komoditas yang miliki harga jual tinggi.
" Kita jangan mau lagi tergantung pada pasar luar negeri yang sangat merugikan," pintanya. Karena itulah, pemerintah harus mendorong investasi industri yang mampu mengolah hasil perkebunan dari hulu sampai hilirnya.
Menurut Sulbahri, jumlah investasi di Provinsi Sumsel masih relatif kecil. Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) para kepala daerah. Bagaimana mendorong investasi lebih besar masuk ke Sumsel. "Kalau investasi banyak masuk, kita bisa menikmati dampak positifnya. Mulai dari penyerapan tenaga kerja, penerimaan pajak dan perekenomian meningkat," beber dia.
Sampai saat ini, investasi industri masih berpusat di Pulau Jawa. Buktinya banyak angkatan kerja dari Sumsel yang mencari peluang kerja ke Jakarta. Kelemahan investor lokal, tidak berani melakukan investasi dalam jumlah besar. " Budaya kita ada duit, lebih baik deposito," ungkapnya. Karena itu, perlu perubahan budaya untuk meningkatkan investasi. Mulai keamanan, kepastian hukum, tenaga kerja, hingga penyediaan sarana prasarana. (yud/)