Penanaman Bawang Merah
MURATARA - Potensi yang menjanjikan dalam budidaya bawang merah mulai banyak dilirik masyarakat di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Selain digunakan sehari-hari, pengembangan budidaya bawang merah dalam waktu singkat juga bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Lestari, warga Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, mengaku terpincut dengan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dengan slogan manfaatkan lahan secara maksimal. Setelah melakukan serangkaian uji coba dan mencari beragam referensi, pasca-Lebaran 1444 Hijriah, diirinya mulai melakukan uji coba membuka lahan pertanian khusus untuk menanam bawang merah.Awalnya, dirinya sudah melakukan uji coba menanam bawang dengan media tanam yang terbatas. ‘’Allhamdulillah bisa panen. Sekarang saya mau kembangkan lagi ke lahan yang lebih luas supaya lebih banyak dapat hasil panen," katanya.Berdasarkan referensi yang dibacanya, pengembangan perdana bawang merah ternyata cukup mudah. Lahan yang ada digarap/dibajak, lalu dibuat bedengan kotak ukuran 60 cm dengan panjang 50 meter lalu ditabur kapur pertanian dan pupuk kompos. Lahan yang sudah jadi, didiamkan selama 3 hari, agar tanah netral dari zat asam. Jarak tanaman memiliki kerapatan sekitar 15 cm, "Rencana saya mau mencoba membuat beberapa bedengan dulu, kalau berhasil lanjut lagi," timpalnya. Menurutnya potensi bawang merah saat ini cukup menggiurkan, mengingat harga bawang merah di pasaran tidak pernah menyentuh harga di bawah Rp20 ribu/kg. "Kalau kito nanam 1 siung bawang biso jadi 10 siung, kalau nanam 1 kg biso menghasilkan 10 kg. Daripada nganggur banyak utang, lebih baik nanam bawang," timpalnya.
Pemerintah Kabupaten Muratara sudah menggagas pengembangan budidaya tanam bawang merah di kabupaten Muratara. Bupati Muratara H Devi Suhartoni meminta OPD terkait agar benar-benar berusaha mengajak masyarakat kembali berladang. "Jika tidak ada alat bantu, tidak ada pupuk bantu pupuk, tidak ada pemasaran bantu pemasaran. Saya ingin berhasil karena tanaman bawang ini potensi mengangkat ekonomi lokal," tutupnyaTerpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara Sudhardiman melalui Sekretaris Ade Meiri mengatakan, dari pilot project budidaya tanaman lokal bawang merah yang mereka lakukan disimpulkan sudah berhasil 60 persen dan kegagalan 40 persen. ‘’Kegagalan ini terjadi akibat kurang perawatan dan pengapuran yang dilakukan petani,’’ ujarnya. Saat ini, pihaknya sudah mengembangkan tanaman bawang merah ke beberapa wilayah. ‘’Insya Allah dalam waktu dekat pilot project lainnya juga panen," bebernya.
Ade Meiri mengatakan, dalam pembudidaya bawang merah ada dua langka yang bisa ditempuh yakni penanaman melalui umbi bawang secara langsung, atau penanaman melalui biji. ‘’Kalau pakai benih dari biji, 5 Kg itu cukup untuk 1 hektar dengan maksimal panen 6-7 ton/hektar. Harga bawang saat ini berkisar Rp25 ribu/kg dan di petani bisa sampai Rp20 ribu/kg," tegasnya.Jika dikalkulasi, para petani bawang merah dengan hasil panen standar/triwulan bisa menghasilkan ratusan juta dalam satu hektar di lahan yang mereka garap. Tentunya ini menjadi potensi tersendiri di Muratara, karena masih banyak di dapati lahan terlantar, "Salah satu solusi lahan terlantar di wilayah kita, kembali ke ladang dengan penghasilan yang menjanjikan," ujarnya. (zul/)
Kategori :