PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Aktivitas di Pasar Lemabang, Senin (1/9/2025) pagi, tampak jauh dari biasanya. Pasar yang umumnya ramai sejak subuh, kali ini terlihat lengang hingga menjelang pukul 09.00 WIB.
Banyak kios pedagang sayur hanya terisi penjual yang menunggu pembeli tak kunjung datang.
Rusminah, pedagang sayuran yang lebih dari satu dekade berjualan di sana, mengaku kaget sekaligus khawatir.
“Biasanya jam segini sudah ramai ibu-ibu belanja. Sekarang sepi, mungkin banyak yang takut keluar karena ada demo,” ungkapnya.
BACA JUGA:Bank Mandiri Pastikan Layanan Tetap Normal di Tengah Aksi Demo di Palembang
BACA JUGA:Bergerak dari 7 Titik, Demo Mahasiswa di Sumsel Bawa 4 Tuntutan Utama
Fenomena serupa juga dirasakan pedagang lain. Beberapa mengeluh omzet menurun drastis, bahkan ada yang memilih menutup lapak lebih cepat untuk menghindari kerugian. Kondisi ini membuat roda ekonomi di pasar tradisional itu tersendat.
Bukan hanya pedagang, warga pun memilih menahan diri. Yus, seorang ibu rumah tangga, mengatakan sengaja tidak pergi ke pasar. Ia khawatir demo bisa memicu kericuhan.
“Takut terulang kejadian 1998. Apalagi saya dengar sempat ada insiden pembakaran kemarin. Jadi lebih baik di rumah saja,” tuturnya.
BACA JUGA:Situasi Terkini di Depan Mako Ditlantas Polda Sumsel Menjelang Aksi Ribuan Mahasiswa
BACA JUGA:Pasca Ketegangan, Polda Sumsel Gelar Patroli Skala Besar di Palembang
Kabar adanya aksi unjuk rasa besar di Palembang belakangan memang menimbulkan keresahan.
Meski titik aksi berada jauh dari Pasar Lemabang, kekhawatiran masyarakat akan potensi imbas tetap terasa. Isu aksi anarkis yang merebak semakin memperkuat rasa waswas warga.
Para pedagang berharap situasi kembali normal. Pasar Lemabang sebagai salah satu pusat kebutuhan pokok Palembang sangat bergantung pada kepercayaan masyarakat untuk berbelanja.
“Kalau sehari dua hari masih bisa ditahan, tapi kalau lama-lama sepi, pedagang kecil bisa tekor. Harapan kami, demo berjalan damai dan cepat selesai,” kata Rusminah.