Dalam wawancara terakhirnya sebelum pindah ke LAFC, Son membuka kenangan awalnya ketika tiba di Inggris. "Saya dulu tidak bisa berbahasa Inggris dan merasa seperti ditolak di mana-mana," ujarnya. Namun semua berubah saat ia masuk White Hart Lane. "Saya tahu ini adalah keputusan besar, dan ternyata ini adalah keputusan terbaik dalam hidup saya," imbuhnya.
Air mata tumpah saat Son mengumumkan kepergiannya pada konferensi pers di Korea Selatan sebelum laga perpisahan menghadapi Newcastle.
"Saya datang sebagai bocah yang tak bisa bicara Inggris, dan pergi sebagai pria dewasa. Ini sangat membanggakan," ungkapnya dengan suara bergetar.
Kepindahan Son Heung-min juga menjadi ajang reuni, karena ia akan kembali bermain bersama mantan rekan setimnya di Spurs, Hugo Lloris, yang lebih dulu bergabung dengan LAFC. Klub asal Los Angeles tersebut kini bersiap menjadi kekuatan baru di MLS usai menggaet ikon sepak bola Asia.
BACA JUGA:Heboh! Usai Gol Johnson Bawa Tottenham Juara Liga Europa, Fans Spurs Lakukan Invasi Liar ke Stadion
BACA JUGA:MU-Tottenham Setali Tiga Uang, Moncer di Liga Eropa, Terpuruk di Liga Inggris
Perpisahan ini menjadi penutup sempurna bagi kisah Son Heung-min bersama Tottenham.
Dari anak muda yang datang dengan penuh ketidakpastian, ia menjelma menjadi legenda sejati. Kini, dunia menanti babak baru kariernya di Amerika Serikat, dimana ia akan kembali mencetak sejarah. (vis/)