"Jumlah tersebut dihitung dari jumlah pemudik sebesar 123,8 juta orang atau setara 30.752.000 keluarga. Jika setiap keluarga membawa uang rata rata Rp3.000.000, maka perputaran uangnya sebesar tersebut di atas. Ini dihitung rata rata paling minimal, masih berpeluang di atas itu," terang Sarman dalam keterangan tertulisnya, kemarin.BACA JUGA : Okupansi Hotel Tertinggi 58 Persen Menurut dia, perputaran uang tersebut akan akan menyebar di sektor usaha transportasi darat (bus, rental, kereta api, mobil pribadi, motor), laut (kapal laut), dan udara (pesawat). Selain itu sektor kuliner, hotel/penginapan, restoran, kafe, mal-mal, destinasi wisata, UKM makanan khas daerah dan penjual suvenir, warung dan toko di daerah dan berbagai produk unggulan daerah. Adapun perputaran uang tersebut didominasi di Pulau Jawa, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek sebesar 62,5 persen dengan jumlah pemudik sebanyak 77,3 juta orang atau setara 19.325.000 keluarga. Sisanya akan menyebar ke wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali/Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua. Sarman mengatakan, dengan potensi perputaran yang cukup besar dipastikan ekonomi daerah akan produktif dan bergairah dan mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga dan memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah. Sehingga, target pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 sebesar 5 persen diprediksi dapat tercapai. Pemda juga akan mendapat kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pajak hotel, restoran, kafe, retribusi masuk destinasi wisata dan lainnya selama musim libur Idulfitri tahun ini.
Kategori :