Dari data data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat),jemaah haji yang wafat didominasi laki-laki sebanyak 93 orang atau 62 persen, sedangkan perempuan sebanyak 57 orang atau 38 persen. Dari segi usia, jemaah lansia (di atas 64 tahun) mendominasi jumlah kematian yaitu sebanyak 81 orang atau 54 persen. Sementara jemaah berusia 41-64 tahun tercatat sebanyak 69 orang atau 46 persen.
BACA JUGA:Jemaah Haji Siap Jalani Wukuf Lima Jam di Arafah di Tengah Terik 43 Derajat
BACA JUGA:Jemaah Calon Haji Mulai Diberangkatkan ke Arafah, Tanda Dimulainya Puncak Haji 2025
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat hingga 3 Juni sudah ada 129 jemaah meninggal. Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo menjelaskan mayoritas penyebab terbanyak meninggalnya jemaah adalah pneumonia yang disertai komplikasi penyakit bawaan, seperti diabetes dan hipertensi.
“Penyebab lain akibat penyakit jantung iskemik akut dan shock cardiogenic,” ujarnya.
Ada pun total jemaah haji Indonesia yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) mencapai 984 orang.
Adapun dalam empat tahun terakhir, jumlah jemaah haji meningal terbanyak pada musim haji 2025 dengan 775 orang. Kemudian pada 2024 sebanyak 461 orang dan 2022 sebanyak 89 orang. Kepala Daerah Kerja Bandara PPIH Arab Saudi Abdul Basir menyampaikan bahwa jemaah yang meninggal dimakamkan di Arab Saudi dan lokasi pemakamannya ditentukan otoritas setempat.
“Biasanya pemakaman dilakukan di lokasi terdekat dengan rumah sakit yang menangani jemaah sebelum wafat,” jelas Basir. Kementerian Agama (Kemenag) RI akan memfasilitasi pelaksanaan badal haji dan pengurusan klaim asuransi jiwa. “Untuk klaim asuransi jiwa akan diurus setelah operasional haji tahun ini selesai. Semua Jemaah yang wafat akan mendapatkan hak-haknya, Termasuk badal haji yang dilaksanakan oleh petugas haji Indonesia dan asuransi jiwa,” tutur dia.