PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID — Pemerintah Kota Palembang diingatkan untuk tak terburu-buru mengejar laber smart city tanpa terlebih dahulu membangun pondasi kuat sebagai eco city.
‘’Narasi kota pintar harus berjalan seiring dengan kesiapan lingkungan berkelanjutan dan partisipasi aktif dari masyarakat,’’ ujar Andreas Okdi Priantoro SE Ak SH, anggota DPRD Palembang.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan, boleh saja berbicara soal smart city, tapi persoalan mendasar soal limbah, energi, dan ruang terbuka hijau harus ditangani terlebih dahulu. ‘’Palembang lebih dulu harus menjadi eco city. Itu pondasi awalnya,” tegas Andreas.
Konsep eco city bukan hanya sekadar mengikuti tren global, tetapi menjadi kebutuhan mendesak di tengah tekanan ekologis dan urbanisasi masif yang dihadapi kota-kota besar seperti Palembang.
‘’Dengan infrastruktur yang sudah ada, seperti LRT, IPAL, dan sejumlah ruang terbuka hijau, Palembang sebenarnya punya modal dasar untuk menjadi kota berkelanjutan, tinggal keberanian politik dan integrasi kebijakan yang konkret,’’ jelasnya.
BACA JUGA:Usung Konsep Smart City, Paslon E-RA Bertekad Bawa Sumsel Menjadi Lebih Baik
BACA JUGA:Belajar Teknologi, Sejalan Palembang Smart City
Salah satu pilar utama eco city adalah transportasi berkelanjutan. Andreas menekankan, keberadaan Light Rail Transit (LRT) harus dioptimalkan bukan hanya sebagai proyek kebanggaan, tetapi sebagai tulang punggung mobilitas kota. “LRT itu keunggulan besar. Tapi efektivitasnya bergantung pada konektivitas dan perubahan perilaku masyarakat. Harus ada integrasi dengan angkutan feeder, jalur sepeda, serta trotoar yang nyaman. Ini belum kita benahi secara serius,” kata anggota Komisi III DPRD Palembang itu.
Tak berhenti di transportasi, Andreas juga mendorong penggunaan energi terbarukan, terutama di sektor publik. Misalnya, gedung pemerintahan dan fasilitas pendidikan seharusnya bisa menjadi pionir dalam penerapan panel surya. “Kota ini punya potensi besar dari sinar matahari. Kenapa tidak kita manfaatkan? Mulai dari kantor wali kota sampai sekolah negeri, harus kita ubah mindset-nya,” ujarnya penuh semangat.
Dalam hal pengelolaan limbah, Andreas mengapresiasi pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) skala kota, tetapi ia menekankan pentingnya pengawasan dan edukasi yang berkelanjutan. “IPAL itu langkah maju, tapi jangan berhenti di pembangunan fisik. Edukasi dan pengawasan mutlak dilakukan. Jangan sampai limbah domestik masih terus mengalir ke sungai tanpa proses,” katanya mengingatkan.
Andreas juga menyoroti pentingnya ruang terbuka hijau (RTH) yang saat ini makin tergerus oleh pembangunan. ‘’Pemerintah perlu membuat regulasi tegas dan memberikan insentif bagi kawasan perumahan yang menyediakan RTH mandiri,’’ katanya.
BACA JUGA:Wujudkan Smart City di IKN, PLN Siapkan Jaringan Listrik Terintegrasi Layanan Teknologi Digital
BACA JUGA:Pasang Wifi Gratis di Fasilitas Umum, Palembang Menyongsong Smart City
Tak kalah pentingnya, keterlibatan masyarakat. Transformasi menuju smart city dan eco city tidak akan berhasil jika hanya mengandalkan teknologi tanpa kesadaran kolektif warga. “Pemerintah harus membuka ruang dialog, bukan hanya lewat forum formal, tapi juga dengan platform digital yang bisa dijangkau semua kalangan,” tegasnya.
Ditegaskan, Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Palembang akan terus mengawal agenda pembangunan yang berbasis lingkungan, inklusif, dan berpihak pada kebutuhan rakyat. “Kami siap kawal kebijakan eksekutif yang pro-rakyat dan pro-lingkungan. Palembang bisa jadi contoh nasional jika serius dan konsisten,” kata Andreas.