Namun setelah dikerjakan dengan maksimal, konsep ini akan menimbulkan dampak keterkaitan. "Karena tanaman sela yang kita tanam ini pakai pupuk, calsium dan lainnya. Jadi sawit tidak perlu dipupuk lagi, dan tanaman inti itu mendapat bonus dari tanaman sela," katanya.Dikatakan, pemanfaatan lahan sawit dengan sistem tumpang sari ini bisa dilaksanakan mulai dari masa 0-6 tahun penanaman sawit. "Tapi kalau sawit diatas usia 6 tahun daunnya sudah panjang, pohon sudah tinggi dan sinar matahari sulit didapat tanaman sela," timpalnya. Safaat mengaku, hanya tanaman khusus tertentu yang mampu berkembang baik, meski mendapat sinar matahari kurang. "Kalau tanaman umbi umbian seperti bawang, itu justru bagus. Tapi untuk cabai atau melon dan semangka itu kurang bagus," timpalnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Muratara, Asim Nurudin, mengajak warga kembali bercocok tanam. ‘’Lahan produktif kunci pengentasan kemiskinan dan pemicu kesejahteraan warga. Gerakan Mandiri pangan merupakan salah satu program pokok nasional, Provinsi Sumsel dan daerah. Namun program ini masih banyak yang belum menyadari, besar manfaatnya bagi kehidupan sosial, terutama di saat pandemi Covid-19,’’ ujarnyaProgram GSMP yang digulirkan secara langsung Gubernur Sumsel, H Herman Deru memberikan beberapa nilai plus. ‘’Seperti Mengangkat potensi kemandirian, potensi daerah, dan pemanfaatan lahan terbatas, dan nilai ekonomi warga,’’ katanya. (zul)
Kategori :