PAGARALAM – Curah hujan yang tinggi berdampak tak maksimalnya hasil pertanian. Salah satunya tanaman padi petani tidak bisa dipanen secara maksimal lantaran bulir padi tidak terisi penuh.
Pasalnya, tingginya curah hujan ini acapkali membuat pertumbuhan padi tidak normal. Selain itu kurangnya sinar matahari pun menjadikan padi menjadi gabuk. Kondisi ini menyebabkan petani padi merugi.Rusmini, buruh tani warga Dusun Pagar Agung, Kelurahan Tanjung Agung, Kecamatan Pagaralam Selatan mengaku, jika dilihat dari kondisi yang ada hasil sawah yang dikelolanya kurang maksimal. “Mengingat musim hujan masih terus berlangsung, padi kadang kempes atau kopong,’’ ujarnya.Dikatakan, terkadang karena kurang sinar matahari, menjadikan bulir beras menjadi bapuk atau gapuk dan patah-patah. ‘’Saat dimasak jadi nasinya agak merah karena kurang matang menjemurnya,” ungkapnya.
Mengatasi kerugian karena hasil panen berkurang, lanjutnya, biasanya setiap habis panen diusahakan untuk segera menjemur padi. ‘’Pasokan beras di mesin jadi berkurang. dan ini menyebabkan harga beras di pasaran menjadi ada kenaikan, bahkan mencapai Rp12.000 per kilogram. Sedangkan harga sebelumnya hanya di kisaran Rp10.000 per kilogram di harga di mesin,” imbuhnya.Sementara Pipin, pembeli beras yang langsung mengambil dari mesin atau petani, menuturkan sudah seminggu ini mendapatkan beras dengan harga sudah lebih dari Rp11.000 per kilogram. (ald/)
Kategori :