Lalu ia pun menoleh ke belakang dan terlihat seorang berparas tampan dengan wajah bersinar. Ia adalah Rasulullah. Tapi, orang itu tidak tahu di depannya adalah Nabi. “Apa karena aku Badui, kau mengolokku? Kalau bukan karena wujudmu yang gagah dan elok ini, pasti kulaporkan engkau ke junjunganku, Nabi Muhammad,” kata orang tersebut.Rasulullah tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu?” Ia menggeleng. ‘’Lalu, bagaimana kau beriman kepadanya?” tanya Nabi. “Saya percaya dengan sepenuh hati walaupun saya belum melihatnya langsung,” jawabnya, mantap. Rasulullah pun mendekat, jarak mereka kurang dari beberapa senti saja. Lalu berkata, “Wahai, Saudaraku. Ketahuilah aku Muhammad, Nabimu, dan penolongmu nanti di akhirat!” BACA JUGA : Tampil Perdana Langsung Juara
Sontak, ia kaget melihat Nabi di hadapannya. “Benarkah Engkau junjunganku, Nabi Muhammad?!”Rasulullah tersenyum kembali. “Ya,” jawab Nabi singkat. Seketika, orang itu tunduk dan mencium kedua kaki Rasul. Melihat hal itu, Nabi Muhammmad menarik tubuh orang Arab itu dan berkata,“Wahai, Saudaraku. Janganlah berbuat serupa ini yang biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya. Allah mengutusku bukan jadi orang yang sombong dan minta dihormati,” kata beliau.
Ketika itulah, Malaikat Jibril turun membawa berita dari langit dia berkata kepada Nabi.“Ya Muhammad! Allah mengucapkan salam kepadamu. Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!”Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Setelahnya, Nabi pun menyampaikan hal itu. Lantas, orang badui itu berkata. “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” katanya. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” tanya Nabi.
"Tentu saja, jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran ampunannya,“ jawab orang itu.“Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luasnya pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!“ ujar dia. Sontak, ketika mendengar ucapan orang Arab badui itu, Rasulullah pun menangis. Beliau mengingat dan merenung, betapa benar kata orang badui itu. Dikisahkan, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya.
Lalu Jibril pun datang dan kembali berkata kepada Nabi. “Ya Muhammad! Allah menyampaikan salam kepadamu, dan berfirman: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arsy (langit) lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia berguncang. "Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di surga nanti!”Lantas, Nabi pun menyampaikan berita itu. Berita tentang orang badui yang dapat ampunan Allah. Mendengar berita tersebut, tubuhnya bergetar. Badui itu lantas menangis tersedu-sedu. (Disarikan dari kisah Nabi dalam The greatest story miracle of Muhammad/)
Kategori :