Nilai Rupiah Menguat

Selasa 24 Dec 2024 - 19:20 WIB
Reporter : tim
Editor : Edi Sumeks

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah menguat menjadi Rp 16.190 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir jelang libur Natal 2024, Selasa (24/12). Angka ini tercatat menguat 6 point dibandingkan dengan penutupan pada perdagangan sebelumnya.

Pengamat Pasar Uang sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan investor masih tetap berhati-hati dengan kenaikan dolar menyusul kecenderungan hawkish Federal Reserve AS. ‘’Investor cenderung menahan diri untuk tidak memasang taruhan besar menjelang minggu perdagangan yang dipersingkat karena liburan Natal," kata Ibrahim.

Di sisi lain, Ibrahim mengungkapkan, pertemuan Fed mengindikasikan  suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk periode yang lebih lama setelah pemangkasan pada hari pekan lalu. Harga gagal pulih sepenuhnya dan telah mengalami pergerakan yang tenang karena investor masih menilai implikasi dari prospek suku bunga Fed. 

Pedagang sekarang, lanjutnya, hanya mengharapkan dua penurunan seperempat poin pada tahun 2025 di tengah ketahanan ekonomi yang berkelanjutan dan inflasi yang masih tinggi. Ini sebanding dengan ekspektasi empat penurunan suku bunga sebelum pertemuan Fed.

BACA JUGA:Sampaikan Pesan Cinta, Bangga, Paham Rupiah Lewat Dongeng

BACA JUGA:Imbas Dinamika Pasar dan Kebijakan, Rupiah Menghadapi Tekanan di Akhir Pekan

Selain itu, pasar menunggu kejelasan lebih lanjut tentang rencana Beijing untuk langkah-langkah stimulus di tahun mendatang. Laporan-laporan terkini menunjukkan bahwa negara tersebut akan meningkatkan pengeluaran fiskal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. "Optimisme atas stimulus yang lebih besar membantu saham-saham Tiongkok mengatasi penurunan baru-baru ini di pasar-pasar Asia. Data indeks manajer pembelian Tiongkok kini akan dirilis dalam beberapa hari mendatang dan akan memberikan lebih banyak petunjuk tentang ekonomi terbesar di Asia tersebut," ungkapnya.

Sementara itu, dari sisi internal, pemerintah mengklaim kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih kuat meskipun nilai tukar rupiah melemah hingga kembali menyentuh diatas Rp16.000 per dolar AS. Pelemahan rupiah hari ini masih lebih baik dibandingkan mata uang negara-negara lain seperti won Korea Selatan, yen Jepang bahkan real Brasil.

Selain itu, sejumlah fundamental ekonomi Indonesia yang masih lebih baik dibandingkan negara Amerika Latin seperti Brasil. Contohnya, defisit anggaran RI yang mencapai minus 2,7 persen masih lebih baik dibandingkan Brasil yang minus 8,7 persen. Bahkan, defisit transaksi berjalan sebesar 0,7 persen juga lebih baik dari Brasil yang 2,9 persen. 

Sedangkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal daripada internal. "Salah satunya adalah tensi geopolitik di Timur Tengah dan Eropa antara Rusia dan Ukraina, Perlambatan ekonomi di Tiongkok serta kemenangan Donald Trump dalam pilpres Amerika Serikat," ujarnya.

Kategori :