Ia menjelaskan, akibat pencurian tersebut, pihak PDAM mengalami kerugian finansial yang tidak sedikit.
“Kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Selain biaya penggantian trafo, kami juga kehilangan pendapatan dari penjualan air bersih yang biasanya mencapai Rp 50 juta per bulan untuk wilayah RKT saja,” jelas Fajar.
Ketika ditanya kapan layanan air bersih akan kembali normal, Fajar menyebut pihaknya belum bisa memberikan kepastian.
“Kami terkendala anggaran. Saat ini, kami sedang berkoordinasi dengan kejaksaan untuk mendapatkan legal opinion dan berkomunikasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait solusi pendanaan ini,” paparnya.
Pemerintah Siapkan Langkah Darurat
Sementara itu, Penjabat (Pj) Walikota Prabumulih, H. Elman ST MM, menyatakan pihaknya berkomitmen mencari solusi cepat untuk mengatasi krisis ini.
“Kami sedang mengkaji beberapa alternatif. Salah satunya adalah meminjam genset sementara sebagai solusi darurat agar pasokan air bisa segera dipulihkan,” kata Elman.
Ia memastikan bahwa pemerintah tidak tinggal diam dan akan segera mengambil langkah konkret demi memenuhi kebutuhan air bersih warga.
Krisis air bersih di Kecamatan Rambang Kapak Tengah ini merupakan masalah mendesak yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak.
Baik PDAM, pemerintah daerah, maupun pihak keamanan harus segera berkolaborasi untuk mengganti trafo yang hilang dan mencegah pencurian serupa terjadi di masa depan. Dengan tindakan cepat, pelayanan air bersih untuk ratusan warga dapat segera dipulihkan.