Nikmat Allah Swt, Iman dan Islam

Kamis 23 Mar 2023 - 00:05 WIB
Reporter : Edi Purnomo
Editor : Edi Purnomo

Alhamdulillah, kita masih diberikan nikmat oleh Allah swt yang terbesar yaitu iman dan Islam. Dan kita pun harus bersyukur, sampai kepada bulan suci Ramadan. Bulan yang penuh kasih sayang. Bulan yang merealisasikan cinta Allah swt kepada kita.

Di bulan Ramadan ini, banyak sekali ampunan, maghfirah, bahkan dikatakan tangan-tangan setan pun terbelenggu. Semua doa dan harapan akan diijabah, didengarkan. Insya Allah akan dikabulkan oleh Allah swt.

Terkait itu semua, ada satu hal penting yang perlu kita ingat. Yaitu niat. Nabi Muhammad saw bersabda yang artinya, “Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niat dan semua orang apa pun yang dia lakukan tergantung pada niatnya.”

Keluarnya hadis itu ketika Nabi Muhammad saw hijrah dari Mekah ke Medinah. Orang yang ikut pada waktu itu bermacam latar belakang, motivasi dan tujuan. Umumnya yang ikut memang niatnya ingin hijrah bersama Nabi. Ingin berjuang dan mengabdi untuk kepentingan Islam sebagai bagian dari ibadah. Tapi ada pula yang ikut hijrah karena tujuan lain. Ada orang kekasihnya ikut berhijrah. Karena tak mau kehilangan, maka orang itu ikut berhijrah. "Ternyata betul, tiba di Medinah, dia memperoleh tujuannya, menikah di sana. Jadi tujuannya tunangannya ikut hijrah semata-mata demi perempuan itu, namanya Ummu Khois dan sang pemuda itu digelari Muhajir Ummu Khois," katanya.

BACA JUGA : Hikmah Ramadan Minggu Pertama dan Ladang Pahala Umat Muslim BACA JUGA : Marhaban Ya Ramadan Contoh lain yang menunjukkan betapa niat sangat menentukan, ada dua orang di masjid. Yang satu niatnya untuk beribadah, mengaji, salat, tafakur, dan zikir. Sedangkan satunya hanya mau duduk saja. “Maka yang bernilai ibadah dan mendapat pahala tentu saja orang yang mengaji dan berzikir itu karena memang niatnya untuk beribadah,” bebernya.

Kisah lain tentang Khusairin. Teman-temannya, para sahabat sudah mengajak dia masuk Islam. Tapi dia belum tersentuh hatinya. Ketika Perang Uhud, Khusairin ternyata jadi salah korban. Saat ditemukan sahabatnya, dia belum meninggal. Saat ditanya, kenapa dia ikut perang, Khusairin mengatakan, dia mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah swt.

Rupanya, sebelum berangkat perang, dia memahami apa yang disampaikan para sahabatnya, kemudian dia berniat masuk Islam, lalu berangkat perang. Setelah cerita itu, Khusairin meninggal. Terjadi perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan Khusairin belum Islam dan dia masuk neraka. Tapi Nabi Muhammad saw mengatakan Khusairin masuk surga karena niatnya adalah ibadah, berperang bersama Nabi.

Yang harus kita pahami dari berbagai contoh kisah itu, bahwa kita dihadirkan oleh Allah swt di muka bumi ini untuk beribadah kepada-Nya. Allah swt berfirman yang artinya, "Tidaklah kami jadikan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu.” Maknanya, mengabdi, mendedikasikan diri dan mempertanggungjawabkan pengabdian itu kepada Allah swt. Tidak ada yang lain.

"Agar semua yang kita lakukan itu bernilai ibadah, maka kita niatkan apapun yang kita lakukan. Termasuk selama kita berpuasa di bulan Ramadan," bebernya. Allah swt menjadikan langit, bumi dan kita semua bukan sia-sia. Bukan tanpa tujuan. Tapi agar kita manusia mengabdi kepadanya. “Untuk itu, mari kita pasang niat. Kita kuatkan, perbarui terus, berniat yang lurus dan niat itulah yang akan memelihara kita,” tukasnya. (nni)

Tags :
Kategori :

Terkait