Kasus Gizi Buruk Nihil

Jumat 06 Dec 2024 - 20:30 WIB
Reporter : Adi
Editor : Dede Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Masalah gizi menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Kota Palembang.

Sehingga Puskesmas 11 Ilir merasa perlu menyegarkan pengetahuan kader posyandu terkait standar operasional prosedur (SOP) tata laksana balita dengan masalah gizi dan tumbuh kembang hingga rujukan bagi mereka yang terindikasi weight fattering, gizi buruk, gizi kurang, maupun stunting. 

BACA JUGA:291 Ribu Keluarga Berisiko Stunting, Bentuk 35 Ribu Orang Tua Asuh

BACA JUGA:Perlu Intervensi Terintegrasi, Upaya Percepat Penurunan Angka Stunting

Kepala Puskesmas 11 Ilir, drg Dini Liany Handayani mengatakan mengenai SOP bagi kader ini, petugas sebenarnya sudah memberikan edukasi sebelumnya terutama bagi mereka yang di wilayahnya terdapat balita dengan gejala atau terindikasikan gizi buruk, gizi kurang dan stunting.

“Lewat pelatihan yang selama ini diberikan, kader bisa segera mengambil tindakan permulaan terhadap anak-anak tersebut,” terangnya di sela acara.  

Dengan kata lain, sambil menunggu proses tatalaksana bisa sesegera mungkin diambil tindakan, berkoordinasi dengan petugas Puskesmas 11 Ilir.

"Kita ingin semua kader posyandu bergerak cepat mengambil tindakan yang dianggap perlu berkenaan adanya temuan terkait gizi buruk, gizi kurang dan stunting.

Dengan SOP yang ada, kader posyandu bisa mengikuti tahapan SOP ini untuk upaya tatalaksana hingga penyampaian rujukan ke RS, baik nantinya rawat jalan maupun rawat inap," bebernya. 

Dalam lokakarya, materi disampaikan oleh ahli gizi sekaligus dosen Poltekkes Palembang, Yunita.

"Harapannya semua kader mengikuti lokakarya ini hingga selesai dan bisa mengambil ilmu pembicara serta menerapkan ke lapangan atau posyandu masing-masing," tandasnya.

Petugas Gizi Puskesmas 11 Ilir, Azizah mengungkapkan, dari wilayah kerja Puskesmas 11 Ilir, selama 3-4 tahun terakhir tidak ditemukan kasus gizi buruk.

Bahkan menurutnya, terakhir gizi buruk terjadi pada 2020 silam dan itu pun hanya satu orang. Anak tersebut langsung dirujuk dan mendapat perawatan RSUD Palembang Bari. 

Tapi kalau anak yang mengalami gizi kurang ada, namun prevelensinya kurang dari tujuh persen.

BACA JUGA: Kurangi Angka Stunting , Lanjutkan Program masuk Desa

Kategori :