JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - PT PGN Tbk terus berkomitmen memenuhi kebutuhan gas bumi bagi seluruh pelanggannya. Hal ini sejalan dengan peran gas bumi sebagai energi utama dalam masa transisi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. ‘’Pertumbuhan pemanfaatan gas bumi akan didukung dengan optimalisasi pasokan, baik langsung dari sumur produksi maupun melalui LNG, untuk meningkatkan ketersediaan gas bumi," ujar Direktur Komersial PGN, Ratih Esti Prihatini, kemarin.
Data Kementerian ESDM menunjukkan tren ekspor gas bumi telah menurun sejak 2012. Hingga pertengahan 2024, sekitar 60% gas bumi telah dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik. ‘’Konsumsi terbesar berasal dari sektor industri, dengan rata-rata penggunaan sebesar 1.592 BBTUD pada periode 2020–2024. Sementara itu, kebutuhan gas untuk pembangkit listrik juga telah dialihkan dengan memanfaatkan LNG,’’ katanya.
PGN, sebagai badan usaha gas bumi nasional, memegang peran penting dalam penyediaan LNG domestik untuk berbagai kebutuhan. Hal ini menjadi bagian dari adaptasi PGN terhadap perubahan dinamika bisnis dalam beberapa tahun terakhir. "Potensi pasokan LNG domestik yang besar, seperti dari Bontang, Tangguh, Donggi-Senoro, hingga Lapangan Andaman, menjadi peluang strategis bagi PGN. Terutama dengan fasilitas LNG Arun yang dapat difungsikan untuk regasifikasi LNG," jelas Ratih.
Saat ini, PGN mengoptimalkan fasilitas LNG di Floating Storage and Regasification Uni (FSRU) Lampung dan FSRU Jawa Barat. Pada 2025, kebutuhan LNG untuk wilayah Jawa Bagian Barat diperkirakan mencapai 22–25 kargo LNG (1 kargo setara dengan 8–10 BBTUD). Regasifikasi LNG ini diperlukan untuk mengatasi defisit pasokan gas pipa eksisting akibat gangguan produksi atau pemeliharaan terencana pada sumur gas.
BACA JUGA:PGN Jamin Pasokan Gas
BACA JUGA:Tagihan Jargas PGN Meroket, Jarang Dipakai
Ratih juga menyoroti pentingnya pengelolaan harga LNG domestik. Harga beli LNG domestik mengacu pada Indonesia Crude Price (ICP) yang ditetapkan oleh Menteri ESDM setiap bulan. Secara historis, harga LNG domestik cenderung stabil dibandingkan referensi harga pasar LNG Asia seperti Japan Korea Marker (JKM).
PGN berkomitmen memenuhi kebutuhan gas bumi domestik dalam jangka panjang melalui memanfaatkan kargo LNG domestik yang belum terikat kontrak (uncommitted cargo), mengoptimalkan fasilitas regasifikasi LNG untuk mengurangi defisit pasokan, menjalin kerja sama jangka panjang dengan penyedia LNG domestik dan bersinergi dengan pemerintah, pengguna gas bumi, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan kebijakan pasar gas bumi yang adaptif. "Kami terus berupaya menjaga keberlanjutan pasokan gas bumi domestik, sehingga dapat mendukung transisi energi nasional sekaligus menciptakan pasar gas yang tangguh," pungkas Ratih.