SUMATERAEKSPRES.ID - Indonesia dan Jepang memiliki pendekatan yang berbeda dalam membangun kekuatan militer mereka.
Sebagai negara berkembang, Indonesia fokus pada kebutuhan lokal, seperti menjaga kedaulatan wilayah laut dan menghadapi ancaman domestik.
Sebaliknya, Jepang, meski terikat konstitusi damai, memiliki anggaran besar dan teknologi tinggi untuk menghadapi ancaman regional, seperti dari Korea Utara dan Tiongkok.
Anggaran Militer: Perbedaan Signifikan
Pada tahun 2024, anggaran militer Indonesia tercatat sekitar Rp134,3 triliun (USD 8,5 miliar). Dana ini sebagian besar dialokasikan untuk modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), serta penguatan patroli laut dan udara.
BACA JUGA:Usai Timnas Indonesia Diobok-Obok Jepang, Erick Thohir Minta Maaf, Ini Pernyataannya
BACA JUGA:Mengungkap 5 Penyebab Kekalahan Telak Timnas Garuda 0-4 Melawan Jepang, Harus Diperbaiki!
Di sisi lain, Jepang memiliki anggaran militer mencapai USD 50 miliar (Rp790 triliun), menjadikannya salah satu yang terbesar di dunia.
Anggaran ini digunakan untuk pengembangan teknologi pertahanan, sistem rudal modern, dan modernisasi infrastruktur militer.
Kekuatan Angkatan Darat: Personel Versus Teknologi
Indonesia memiliki lebih dari 300.000 tentara aktif, didukung oleh persenjataan seperti tank Leopard 2A4, kendaraan lapis baja Anoa, dan artileri Caesar SPH 155 mm.
BACA JUGA:Promo BRI Hadirkan Kesempatan Hemat untuk Menikmati BBQ Jepang di Gyu-Kaku
Fokus utama kekuatan darat adalah operasi menjaga keamanan domestik serta perbatasan.
Jepang, dengan sekitar 150.000 personel aktif, lebih mengutamakan teknologi dibandingkan jumlah pasukan.
Mereka mengoperasikan tank modern seperti Type 10 dan sistem artileri jarak jauh canggih, yang dilengkapi teknologi mutakhir untuk perang modern.
Kekuatan Angkatan Laut: Kapal Perang dan Kapal Selam
Luasnya perairan Indonesia membuat negara ini memiliki lebih dari 150 kapal perang, termasuk kapal selam kelas Nagapasa dan fregat kelas Martadinata.