PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Revitalisasi destinasi wisata serta heritage di Kota Palembang resmi dimulai. Program ini ditandai launching destinasi wisata Lawang Borotan di sisi kanan belakang Benteng Kuto Besak (BKB) oleh Pj Wali Kota Palembang, A Damenta, Jumat (25/10).
"Lawang Borotan kita revitalisasi, Insya Allah satu bulan selesai atau sebelum event World Music Jazz Festival," ungkap Pj Wali Kota Palembang, A Damenta.
BACA JUGA:Siapkan Sentra UMKM dan Wisata Malam, Di Area Lawang Borotan, Revitalisasi Tuntas Sebelum 2025
BACA JUGA:Hidupkan Destinasi Wisata Heritage, Tahap Awal Optimalkan Lawang Borotan
Menurutnya, proses revitalisasi tidak akan meninggalkan sejarah serta bentuk asli Lawang Borotan. Tetap ada angle baru, namun nilai sejarah tetap terjaga.
Dalam proses revitalisasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang bekerja sama dengan PDAM Tirta Musi, Bank Sumsel Babel, dan Bank Indonesia.
Untuk meramaikan kunjungan wisatawan ke Lawang Borotan, pihaknya dan penggiat seni akan menggelar penampilan teatrikal setiap bulan.
"Pentas seni dan teatrikal kita persilakan. Terpenting semua ini bisa menjadi daya tarik pengunjung untuk datang,” tuturnya.
Di samping itu, pihaknya akan menata keberadaan parkir dan UMKM di sekitar Lawang Borotan.
UMKM akan disiapkan tempat khusus, sedangkan parkir akan dipindahkan dan tak lagi di area Lawang Borotan seperti selama ini. “Supaya maksimal, pengelolaan akan kita lakukan secara profesional," cetusnya.
Sejarawan Sumsel, Kms Ari Panji menceritakan Lawang Borotan terdiri dari dua suku kata. Borotan dalam sejarahnya berasal dari kata Buri yang berarti belakang, sedangkan Lawang berarti pintu.
“Lawang Borotan berarti pintu belakang yang ada di Keraton Kesultanan Palembang Darussalam kala itu di Benteng Kuto Besak,” ucapnya.
Sebelum dikuasai Belanda, dulunya BKB merupakan Keraton Benteng Kuto Besak. Namun setelah dikuasai Belanda berubah menjadi Benteng Kuto Besak.
"Dalam perkembangan sejarahnya, Kesultanan Palembang Darussalam memiliki empat World Music Jazz Festival. Tiga di antaranya sudah hancur, tersisa hanya Keraton Kuto Besak atau sekarang warga di Palembang mengenalnya sebagai Benteng Kuto Besak (BKB)," pungkasnya.
Sementara saat launching, Pengurus Dewan Kesenian Sumsel (DKSS) menampilkan teater dan cerita singkat peperangan Menteng atau Benteng.