6. Brigjen DI Pandjaitan
Brigjen Donald Isaac Pandjaitan (DI Pandjaitan), yang menjabat sebagai Asisten IV Menteri/Panglima AD Bidang Logistik, tewas dalam serangan mendadak oleh PKI di rumahnya di Jakarta Selatan. Jasadnya kemudian dibuang ke Lubang Buaya bersama korban lainnya.
Lahir di Balige, Sumatera Utara pada 9 Juni 1925, DI Pandjaitan adalah perwira militer yang turut berperan penting dalam upaya mempertahankan kedaulatan Indonesia, termasuk dalam menghadapi Agresi Militer Belanda.
BACA JUGA:Jenis-Jenis Keris Tradisional Nusantara: Ini Keunikan dan Filosofi di Baliknya!
BACA JUGA: Razia di Lapas Kayuagung, Handphone Ditemukan dan Napi Terancam Sanksi Berat, Ini Kata Kalapas!
7. Kapten Pierre Tendean
Kapten Pierre Tendean, yang saat itu baru berusia 26 tahun, bukanlah target utama G30S/PKI. Namun, ia dengan gagah berani mengorbankan dirinya demi melindungi Jenderal AH Nasution. Akibat keberaniannya, ia menjadi salah satu dari tujuh pahlawan revolusi yang gugur.
Tendean lahir di Jakarta pada 21 Februari 1939 dan dikenal sebagai perwira muda yang berdedikasi tinggi dalam tugasnya sebagai komandan peleton zeni tempur di Medan.
Jenderal AH Nasution, Sasaran yang Lolos
Selain tujuh pahlawan revolusi di atas, G30S/PKI juga menargetkan Jenderal AH Nasution. Namun, Nasution berhasil meloloskan diri, meskipun putrinya, Ade Irma Suryani, menjadi korban tembakan PKI.
BACA JUGA:Komjen Pol Rachmad Wibowo Mohon Pamit, Ini Kata-kata Menyentuhnya!
Peristiwa ini menjadi catatan kelam dalam sejarah Indonesia, di mana ketujuh perwira tersebut dikenang sebagai Pahlawan Revolusi atas pengorbanan mereka demi bangsa dan negara.