Melton, petani kopi di Desa Gunung Batu, Kecamatan Pulau Beringin, Kabupaten OKU Selatan mengatakan, harapan itu sangat beralasan. Karena di awal bulan puasa, kopi masih menjadi tumpuan dan andalan utama para petani Gunung Batu.Para petani berjuang memulai dari peremajaan kopi tua yang produksinya menurun. Lalu dirawat dan dipelihara dengan baik, dan dilanjutkan dengan petik merah agar menghasilkan kopi dengan kualitas terbaik. "Kini memasuki masa panen, petani berharap kepada stakeholder mulai dari pemerintah hingga pabrikan, ikut membantu terwujudnya perniagaan yang adil. Sehingga kesejahteraan petani di tengah memasuki bulan Ramadan menjadi lebih baik," kata Melton ditemui di ladang kopi miliknya, Senin (13/3).
Menurut Melton, pada 2022, harga biji kopi jenis robusta (coffea canephora) hanya berkisar Rp17 ribu - Rp18 ribu/kg, yang merupakan harga tertinggi saat panen tahun 2022. Harga tersebut menurut petani tidak memenuhi standar kesejahteraan petani. Karena jika dari hitungan panen nanti petani tidak mendapat untung, hanya cukup untuk makan menunggu panen tahun depan.Melton merinci, jika dari 4 hektare ladang kopinya hanya menghasilkan 4 ton kopi, dan bila 1 kilogram Rp18.000 x 4.000, maka yang dihasilkan Rp72.000.000 setahun. "Uang Rp72 juta itu jumlahnya besar, tetapi uang itu dalam hitungan hari akan habis untuk biaya perawatan, pupuk, obat-obatan yang harganya sangat mahal, belum lagi ongkos memetik kopi, ongkos angkut dari ladang ke rumah, dan ongkos dari rumah ke pasar. Tinggal sisa untuk makan saja," ungkapnya
Idealnya, ujar Melton harga kopi yang dapat mengangkat perekonomian petani di kisaran Rp27.000-Rp30.000 per kilogram. Dengan harga Rp27 ribu per kilogram saja, itu sudah membantu petani. Bisa mencukupi kebutuhan pangan, sandang, pendidikan anak di perguruan tinggi.Tambang (37), petani kopi lainnya menuturkan hal yang sama. "Kondisi ini sangat tidak sebanding dengan harga kebutuhan pokok yang terus naik. Demikian pula dengan harga sarana pertanian seperti pupuk dan racun hama yang terus naik," katanya.
Dikatakan Tambang, dengan harga kopi biji demikian, hasil panen habis untuk menutupi biaya perawatan, sehingga kesejahteraan petani kopi di pulau beringin sulit tercapai. Apalagi sebagian besar tanaman kopi di gunung batu sudah berusia tua, sehingga hasil panen tidak maksimal. "Dengan harga kopi yang hanya Rp18.000 /Kg, benar-benar membuat petani kopi terpuruk," ucapnya.Tambang berharap panen kopi tahun ini harga kopi biji bertahan tinggi, dengan demikian kesejahteraan petani kopi bisa meningkat. "Petani kopi mengimpikan masa-masa kejayaan petani kopi pada zaman presiden BJ Habibie. Semoga harga kopi tahun ini tinggi, agar kesejahteraan petani kopi meningkat," tutupnya. (end/)
Kategori :