STUDI KASUS 4: Meningkatkan Keterlibatan Siswa yang Pemalu
Tantangan yang Dihadapi
Di salah satu kelas saya, terdapat sejumlah siswa yang cenderung pemalu dan jarang terlibat dalam diskusi kelas. Mereka biasanya hanya diam dan fokus pada tugas, tanpa banyak berinteraksi atau bertanya. Hal ini mengakibatkan keterbatasan dalam perkembangan kemampuan komunikasi dan berpikir kritis mereka.
Strategi Penyelesaian Masalah
Untuk mengatasi tantangan ini, saya menerapkan metode 'Think-Pair-Share'. Metode ini melibatkan memberi waktu kepada siswa untuk merenung sendiri, kemudian berdiskusi dengan seorang pasangan sebelum menyampaikan hasil diskusi mereka kepada seluruh kelas. Pendekatan ini memberi kesempatan bagi siswa yang pemalu untuk berbicara dalam suasana yang lebih intim dan mengurangi rasa takut mereka.
Hasil dari Strategi
Setelah menerapkan metode ini beberapa kali, terlihat peningkatan dalam partisipasi siswa. Mereka yang sebelumnya pemalu mulai menunjukkan keberanian lebih saat berbicara dalam kelompok kecil dan secara bertahap lebih nyaman berbicara di depan kelas. Selain itu, kemampuan berpikir kritis mereka meningkat karena mereka terlibat dalam diskusi yang lebih bervariasi dan mendalam.
Pelajaran Berharga
Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa dengan menyediakan ruang dan kesempatan yang sesuai, siswa yang pemalu dapat berkembang menjadi lebih percaya diri. Teknik pembelajaran yang mendorong kolaborasi dan diskusi dalam kelompok kecil dapat menjadi jembatan bagi siswa yang kesulitan untuk berpartisipasi dalam kelas.
BACA JUGA:Inilah Rincian Poin Penilaian Dalam Ujian Kinerja (UKin) UKPPPG Piloting Tahap 1
BACA JUGA:Tertuang Dalam Juknis, Inilah Tata Tertib yang Harus Dipatuhi Saat Ujian Tertulis UKPPPG
STUDI KASUS 5: Penanganan Masalah Konsentrasi pada Siswa dengan ADHD
Masalah yang Dihadapi
Di kelas saya, terdapat seorang siswa yang didiagnosis dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), yang berdampak pada kemampuannya untuk berkonsentrasi selama proses pembelajaran. Siswa ini sering kali kehilangan fokus, bergerak tanpa henti, dan kesulitan mengikuti arahan. Kondisi ini menyebabkan keterlambatan dalam memahami materi pelajaran dan menyelesaikan tugas.
Langkah-Langkah yang Ditempuh
Untuk menangani masalah ini, saya menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang mengalami ADHD. Salah satu strategi yang saya gunakan adalah memecah instruksi menjadi bagian-bagian kecil dan menyediakan waktu istirahat singkat di antara sesi pembelajaran. Selain itu, saya menyediakan alat fidget untuk membantu siswa mengalihkan energi tanpa mengganggu kegiatan kelas. Saya juga berkolaborasi dengan siswa tersebut untuk membuat jadwal belajar yang fleksibel namun terstruktur.