Salah Pola Asuh

Minggu 12 Mar 2023 - 00:03 WIB
Reporter : Edi Purnomo
Editor : Edi Purnomo

*Juga Dampak Lingkungan Pergaulan yang Kurang Baik

Keterlibatan remaja dan pemuda, termasuk pelajar baik secara pribadi maupun kelompok dalam aksi tawuran maupun perkelahian ada kaitan dengan dua hal. Karakteristik dan eksistensi.

Hal itu disampaikan psikolog dari RSUD Siti Fatimah Az Zahra, Syarkoni SPsi MPsi, kemarin (11/3). Menurutnya, ini ada kaitan dengan kondisi psikologis anak. “Dalam psikologi, perkembangan anak di usia ini, mereka berusaha menunjukkan karekteristik jati dirinya. Juga eksistensinya kepada orang lain," kata dia.

Karakteristik anak yang terlibat tawuran atau perkelahian menunjukkan mereka punya respon emosi yang labil ketika menjumpai stimulasi yang kurang nyaman, bahasa verbal yang spontan dan terkesan kasar.

"Karakter ini selain karena dipengaruhi tahapan atau fase yang harus dijalani remaja, juga diperkuat faktor budaya di lingkungannya,” tambah Syarkoni.

BACA JUGA : Berani Tawuran, Berani Mati ! Menurutnya, mungkin anak itu dalam berinteraksi di lingkungan terkesan kasar dan mengesampingkan tata serta tutur komunikasi verbal yang santun, ramah dan lembut, serta saling menghargai sesama.

Kebiasaan ini mempengaruhi anak saat berada di luar lingkungannya. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi beberapa faktor lain.  Seperti pola asuh dari orang tua dan keluarga. Hal itu sangat mempengaruhi remaja dalam berinteraksi dengan lingkungan di luar rumah. “Karena pola asuh yang kurang baik sehingga kurang mengedepankan sikap dan tata tutur yang lemah lembut dan saling menghargai di luar,” bebernya.

Kemudian, faktor sosial. Bisa saja anak terpengaruh bujukan dan ajakan, bahkan terpancing dengan kondisi pergaulan yang salah. “Remaja cenderung mengambil keputusan singkat dengan reaksi emosional, " jelas Syarkoni. Ada juga faktor pembentukan dan edukasi etika di sekolah yang mungkin perlu ditingkatkan lagi. Caranya, dengan pelatihan atau edukasi di kelas.

Terakhir, faktor minuman keras dan narkoba. Ini juga dapat mempengaruhi remaja sehingga berani terlibat dalam tawuran atau perkelahian. Syarkoni menambahkan, edukasi dan interaksi yang selalu mengedepankan tata tutur yang lemah lembut sangat mempengaruhi dalam pembentukan pribadi anak.

Dan ini harusnya dimulai dari keluarga. Baru kemudian lingkungan sekolah atau lingkungan pergaulannya. "Hal itu akan membuat anak lebih matang dan mengerti dalam menghargai orang lain mau pun antarsesama,” tukasnya. (nsw)

Tags :
Kategori :

Terkait