PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kampung Kapitan merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang ada di Metropolis.
Keberadaan rumah Kapitan bergaya Tionghoa percampuran Melayu yang masih dijaga generasi penerusnya sampai sekarang menjadi daya tarik.
Namun, menurut Yulia, generasi ke-15 Rumah Kapitan, kondisi rumah Kampung Kapitan perlu perbaikan.
BACA JUGA:Peduli Lingkungan, PT PLN IP UBP Bersihkan Sampah di Kampung Kapitan
BACA JUGA:Mengenal Kampung Kapitan, Permukiman Tertua Etnis Tionghoa di Palembang yang Penuh Jejak Sejarah
"Perbaikan bukan untuk kami karena rumah ini sudah masuk ranah umum,” ungkapnya, kemarin.
Sebenarnya pihaknya sudah meminta bantuan kepada pemerintah, tetapi tanggapannya belum punya dana dan sangat berkaitan dengan status cagar budaya.
“Padahal rumah ini butuh perbaikan secepatnya, kayu rumah sudah tidak kuat lagi. Makanya setiap tamu yang datang diminta buka sepatu sebab banyak kayu keropos,” bebernya.
Selain itu, etika masuk rumah orang itu memang buka sepatu. “Ini juga kami menggalakan anak-anak muda sekarang yang datang berkunjung ke sini," bebernya.
Dikatakan, jika rumah ini memiliki beberapa unit yang butuh perbaikan, dan ini dulunya Kantor Kapitan.
"Zaman dulu rakyat datang kesini menghadap Kapitan. Ya di rumah utama ini untuk urusan, dan lain sebagainya," jelasnya.
Sementara pada bagian sampingnya merupakan rumah sembahyang dan tempat tinggal di bagian belakang.
"Di rumah yang dulu Kantor Kapitan ini juga pernah gentengnya turun, akibat kena angin. Kalau musim panas seperti sekarang tidak masalah, musim hujan siap-siap bocor," ungkapnya.
Pihaknya sendiri sempat beberapa kali melakukan perbaikan seperti ganti lantai atau buka lantai kayu, namun berkoordinasi dulu dengan ahlinya.
"Kami tanya yang ngerti per kayuan, diberi apa, boleh sering dibasahi atau tidak. Jadi fungsi kami disini bukan hanya menerima tamu saja, juga menjaganya," tukasnya.