PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan membuka orientasi bagi anggota DPRD dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sumsel.
Dalam acara di The Zuri, kemarin (3/9), Gubernur menekankan pentingnya orientasi ini agar para anggota DPRD memahami dengan jelas tugas dan tanggung jawab mereka sebagai perwakilan rakyat yang turut serta dalam penyelenggaraan pemda.
Gubernur menjelaskan tujuan utama penyelenggaraan orientasi ini untuk memperkenalkan tugas, pokok, dan fungsi anggota DPRD sebagai unsur penyelenggara pemda. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan semangat pengabdian kepada bangsa dan NKRI serta memperdalam pemahaman tentang ideologi negara, konstitusi, semangat patriotisme, dan wawasan kebangsaan.
"Anggota DPRD harus memahami dengan baik peran mereka, terutama dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah masing-masing. Sinergi antara DPRD dan kepala daerah sangat penting untuk mencapai tujuan ini," ujar Gubernur.
Orientasi ini menggunakan pendekatan andragogi, yakni metode pembelajaran orang dewasa meliputi ceramah, tanya jawab, curah pendapat, studi kasus, dan diskusi. Dengan metode ini, diharapkan anggota DPRD dapat lebih aktif berpartisipasi dan menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dalam tugas sehari-hari.
BACA JUGA:BRI Liga 1 Beri Dampak Ekonomi Positif. Omzet UMKM Gorengan Meningkat Dua Kali Lipat
BACA JUGA:Kerangka Kerja Sama Keuangan di Asia Timur dan Pasifik Diperkuat untuk Dukung Pemulihan Ekonomi
Gubernur juga membahas upaya stabilisasi harga beras di berbagai kota dan kabupaten di Sumsel, termasuk di OKU Timur, Pagar Alam, dan Lahat. Ia menggarisbawahi pentingnya peran Pemda dalam menjaga kestabilan harga pangan, khususnya beras, untuk memastikan kesejahteraan masyarakat.
Dikatakan, Gubernur juga menyoroti tantangan sektor hilirisasi kopi di Sumsel. Ia menyebut OKU dan kabupaten lainnya merupakan penghasil kopi terbesar di daerah ini dengan produksi mencapai 200 ribu ton per tahun. Namun, ironisnya, banyak hasil produksi kopi ini justru dicatat sebagai produksi daerah lain, seperti Lampung, karena proses pengolahannya dilakukan di sana.
"Kopi Semendo yang terkenal seharusnya bisa menjadi produk unggulan Sumatera Selatan. Namun, karena kurangnya hilirisasi, kita kehilangan nilai tambah yang seharusnya bisa mencapai 20 kali lipat jika diolah dengan baik dan dipasarkan hingga tingkat internasional," tegas Gubernur.
Selain kopi, Gubernur juga menyoroti potensi besar lain yang dimiliki Sumsel yaitu karet. Saat ini, Sumsel merupakan salah satu eksportir karet alam atau crumb rubber terbesar di Indonesia. Namun sayangnya potensi ini belum dimaksimalkan karena industri pengolahan karet di Sumsel masih terbatas. "Kita kalah dari Sumatera Utara yang memiliki industri hilir yang baik, meskipun potensi alam kita sama besar. Hilirisasi adalah kunci meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.