"Kenapa calon pemimpin harus miliki sense? Agar ke depan tidak lagi terjadi permasalahan. Seperti kita ketahui, permasalahan PPDB. Masalah zonasi, ada beberapa kecamatan yang tidak memiliki sekolah. Ini seperti mengkebiri hak-hak warga negara. Nah seperti apa pola tawar mereka," papar kandidat Doktor salah satu universitas ini.
Ade berharap, para kandidat tersebut memberikan pendidikan politik bagi rakyat. Jadi masyarakat nantinya ada pilihan. “Kandidat ini cenderung ke mena, pendidikan, insfrastruktur, atau kesehatan. Jadi masyarakat bisa memilih,” ulasnya.
Selain itu, dalam politik kandidat juga bisa memunculkan program kesejahteraan bagi masyarakat. "Jadi jangan hanya janji-janji atau jargon saja. Kepada masyarakat, juga agar cerdas memilih,” pintanya.
Jadi sebelum memilih, masyarakat tahu apa saja program yang bakal dibawa masing-masing kandidat kepala daerah tersebut. “Masyarakat juga harus tahu, kandidat ini pembohong atau bukan. Kalau pembohong, ya jangan dipilih,. Coret dari kepala atau pikiran, kalau ada yang membohongi rakyat," pungkasnya. (tin/uni/bis/nni/way/iol/air)