Jika mengacu pada kuota tahun lalu yang hanya berangkat setengah dari kuota normal, maka lama daftar tunggu keberangkatan haji dari Sumsel 47 tahun. Itu akan berubah jika dihitung menggunakan kuota normal. Jelas lebih singkat.Lamanya daftar tunggu keberangkatan haji Sumsel terbilang di tengah-tengah. Dari seluruh daerah yang ada dalam data Kemenag pusat, waktu tunggu terlama mencapai 97 tahun. Itu untuk jemaah Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan yang tersingkat hanya 12 tahun, jemaah dari Kabupaten MayBrat, Provinsi Papua Barat. Di wilayah Sumatera saja, lama waktu tunggu untuk jemaah Aceh 68 tahun, Sumatera Utara 42 tahun, Riau 52 tahun, Sumatera Barat 49 tahun, Jambi 65 tahun, Lampung 47 tahun, Babel 56 tahun, Kepri 46 tahun dan beberapa kabupaten/kota di provinsi Bengkulu berkisar 30-60 an tahun.
“Untuk jumlah jemaah yang masuk waiting list jumlahnya 149.533,” ungkap Kabid PHU Kanwil Kemenag Sumsel, H Armet. Itu per 9 Januari 2023. Terbanyak dari Palembang dengan 57.594 orang, disusul OKU Timur 15.175 orang dan OKI sebanyak 11.896 orang. Selebihnya, di bawah 10 ribu orang. Paling sedikit PALI dengan 852 orang.Waiting list kabupaten/kota lain, Muara Enim 8.099 orang, Muba 6.923 orang, Banyuasin 6.891 orang, OKU 6.379 orang, Lahat 6.033 orang, Lubuklinggau 5.721 orang dan Ogan Ilir 5.380 orang. Lalu, Mura 4.438 orang, Prabumulih 4.126 orang, Pagaralam 3.520 orang, OKU Selatan 2.926 orang, Muratara 2.021 orang, dan Empat Lawang 1.459 orang. Minat umat Islam di Sumsel untuk berangkat haji sangat besar. Dalam 9 hari di awal Januari 2023 ini saja, sudah ada 204 orang yang mendaftar di bank penerima setoran haji. “Semoga saja upaya Menag minta tambahan kuota dikabulkan sehingga mungkin jumlah jemaah dari Sumsel yang bisa berangkat lebih banyak lagi,” imbuhnya.
Yang pasti, selain menjaga kesehatan dan kebugaran fisik, jemaah juga harus menyiapkan dana lebih. Sebab, ongkos haji berpotensi lebih mahal. Saat ini saja, tarif hotel naik 200-300 persen. Mendapat keluhan dari jemaah dan para pengelola travel umrah.Kepala Kantor Kemenag Muratara, H Iksan Baidjuri melalui Kasi Haji M Ali menunggu petunjuk teknis dari Kemenag pusat dan Kemenag Sumsel. “Memang ada yang menelepon, di antaranya dari Muara Kulam. Menanyakan soal biaya haji," ucapnya.
Pihaknya pun menjelaskan, kemungkinan kenaikan itu ada. Sebab selama ini, lebih dari separuh biaya haji disubsidi. “Tapi itu akan dibahas Kemenag dengan DPR RI," ujarnya. Di Muratara, ada sisa 56 JCH dari kouta haji 2020 yang belum berangkat ke Tanah Suci. Tahun lalu, hanya 37 orang yang berangkat.Kepala Seksi PHU Kantor Kemenag OKI, H Mutawalli mengungkapkan, pihaknya menunggu kuota jemaah haji untuk kabupaten OKI. "Prediksi kita, karena kuota Sumsel kembali normal, OKI bisa dapat jatah 440 orang," terangnya. Saat ini, yang mendaftar tiap bulan mencapai 30 orang. Antusias masyarakat OKI untuk menunaikan ibadah haji tinggi didominasi warga dari Kecamatan Lempuing dan Mesuji. “Semoga saja bisa terpenuhi maksimal dua kloter untuk tahun ini,” jelasnya.(*/zul/uni/)
Kategori :