Fenomena Blue Moon kerap kali disalahartikan sebagai fenomena yang membuat bulan tampak berwarna biru, namun sebenarnya tidak.
BACA JUGA:Gerhana pada Ramadan sebagai Tanda Kiamat, Benarkah Imam Mahdi Bakal Muncul?
BACA JUGA:Ada Gerhana Hibrida Sebelum Lebaran. Tiga Gerhana Lain Juga. Ini Tanggalnya!
Dikutip dari NASA, istilah Blue Moon digunakan dalam merujuk pada bulan purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan kalender atau bulan purnama ketiga di sebuah musim astronomi yang memiliki empat bulan purnama.
Dalam kasus 19 Agustus 2024, Blue Moon merupakan bulan purnama ketiga dari empat bulan purnama yang terjadi pada musim panas ini, sebuah kejadian yang jarang terjadi serta menjadikannya istimewa.
Supermoon dan Blue Moon sendiri, merupakan kombinasi langka tak hanya sekadar Blue Moon, bulan pada malam ini juga akan menjadi Supermoon.
Pada saat itu bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi, atau disebut perigee.
BACA JUGA:Sering Terjadi Jarang Disadari, Fenomena Orange Juice Effect dan Cara Mengatasinya
BACA JUGA:Fenomena Angin Kencang Mendominasi
Selanjutnya, Supermoon akan membuat bulan tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya.
Hal itu merupakan momen di mana keindahan astronomi benar-benar dapat dilihat dan dirasakan oleh siapa pun yang menyempatkan diri menengadah ke langit.
Fenomena Supermoon ini akan menjadi yang pertama dari empat kali Supermoon yang terjadi di tahun 2024, dengan bulan-bulan lainnya jatuh pada 17 September, 17 Oktober, dan 15 November.
Supermoon pada 19 Agustus ini bukan hanya istimewa karena menjadi yang pertama, namun hal itu karena bertepatan dengan Blue Moon, menciptakan kombinasi langka yang patut untuk dinantikan. (*)