SUMATERAEKSPRES.ID – Menjelang pendaftaran calon kepala daerah, ketidakpastian menyelimuti jumlah pasangan calon di Kota Prabumulih.
Meski beberapa pasangan calon sudah mengemuka, dua partai besar—Golkar dan PDI-P—masih memegang peranan kunci dalam menentukan peta politik lokal.
Saat ini, dua pasangan calon yang sudah terkonfirmasi adalah pasangan Laky (Arlan-Franky) dan Ber-Gema (Ngesti-Mat Amin).
Laky mendapatkan dukungan dari Gerindra (5 kursi), PAN (2 kursi), Hanura (2 kursi), PBB (1 kursi), serta tambahan dari Partai Garuda, Partai Umat, Gelora, Partai Buruh, dan PKN. Sedangkan Ber-Gema mendapat dukungan dari Demokrat (5 kursi), PKS (4 kursi), Nasdem (1 kursi), dan PPP (2 kursi).
Ketika perhatian tertuju pada Partai Golkar (4 kursi) dan PDI-P (4 kursi), muncul pertanyaan besar mengenai kemana dukungan kedua partai ini akan mengarah.
BACA JUGA:Inspektur Upacara SDN Sukamenang Kenakan Pakaian Adat Dayak pada HUT RI ke-79
Kedua partai tersebut masih menggelorakan slogan "Bersama Fikri dan Syamdakir", dimana Fikri adalah kader PDI-P dan mantan Ketua DPRD Kota Prabumulih, sementara Syamdakir adalah Ketua Golkar Prabumulih yang juga merupakan calon legislatif DPRD.
Ketua PDI-P Prabumulih, Dipe Anom, mengungkapkan bahwa keputusan mengenai dukungan partai akan diumumkan sebelum tanggal 25 Agustus, sehari sebelum pendaftaran calon dimulai.
"Kami masih menunggu situasi di Golkar. Jika tidak ada kendala, kami akan mengikuti keputusan ketua DPD," katanya setelah menghadiri kegiatan HUT RI di Rumah Dinas Wali Kota Prabumulih.
Dipe juga menyebutkan adanya dinamika internal di pusat yang mempengaruhi keputusan Golkar. "Munaslub di Golkar bisa mempengaruhi keputusan akhir. Kami mendengar bahwa rekomendasi yang sudah ada mungkin akan diperbaharui atau dicabut," tambahnya.
BACA JUGA:860 Warga Binaan Lapas Kelas IIB Kayuagung Terima Remisi, Tujuh Langsung Bebas di HUT RI ke-79
BACA JUGA:860 Warga Binaan Lapas Kelas IIB Kayuagung Terima Remisi, Tujuh Langsung Bebas di HUT RI ke-79
PDI-P sendiri tetap optimis mengenai potensi berkoalisi dengan Golkar. "Jika Golkar bergabung, dukungan kursi akan mencukupi. Kami masih menunggu keputusan akhir dan draft rekomendasi," jelas Dipe.
Namun, jika rekomendasi Golkar tidak keluar sesuai jadwal, PDI-P mungkin akan memilih untuk berseberangan dengan kandidat yang menarik Golkar.