Kajari Prabumulih Roy Riady SH MH, tak Malu Jual Sarapan Pagi
Namanya Roy Riady SH MH, nama akrabnya Mang Oy. Sejak kehadirannya di Kota Prabumulih sebagai Kepala Kajari Prabumulih seolah menunjukkan taring. Ada banyak kasus korupsi terungkap dan oknum pejabat-pegawai masuk jeruji besi. Siapa sangka, dibalik jabatan tinggi dan powernya itu, Mang Oy rutin jualan sarapan pagi. DIAN CAHYANI - Prabumulih SEJAK pukul 05.30 WIB setelah salat subuh, Mang Oy sudah membuka warung sarapan pagi yang berada tepat di samping rumahnya di kawasan Sukabangun II, Palembang. Mulai dari nasi uduk, lontong sayur, laksan, burgo dan celimpungan dijual di kedai nya.Di hari kerja Senin-Jumat, Mang Oy hanya membantu buka warung hingga pukul 06.00 WIB. Setelah itu bergegas ke Prabumulih untuk menjalankan amanah sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Prabumulih (Kajari). Hari libur, Sabtu dan Minggu, Mang Oy memilih jualan sarapan pagi di kedainya setelah subuh hingga pukul 10.00 WIB. "Kadang pukul 08.00 WIB sudah tutup kalau sudah habis semua," ujarnya.Putra dari pasangan Dahlia dan Efendi Cekwi itu mengatakan, tak ada perasaan malu sedikitpun baginya untuk berdagang. Terlebih, berdagang adalah salah satu cara Rasulullah untuk mendapatkan penghasilan dan sangat disarankan. Kebiasaan berdagang rupanya sudah menjadi pekerjaannya sejak duduk di bangku sekolah. "Saya pernah dagang di Jakarta jual pempek, ikut ayah dan Ibu saya sebelum akhirnya lapak orang tua kena penggusuran. Saya juga pernah jualan nasi goreng di Basuki Rahmat, jualan soto babat di pangkalan ojek Rimbah Kemuning tahun 1996/1997," katanya yang mengaku kerap terlambat datang ke sekolah karena berjualan dulu sebelum masuk sekolah. Di tahun 2006, dia bersama istri, anak dan memboyong kedua orang tua serta kakak perempuannya memutuskan tinggal di komplek perumahan di kawasan Sukabangun II dan Ibu nya sudah jualan sarapan pagi. "Hanya saja posisi nya masih di teras rumah," lanjutnya.
Barulah kemudian, semenjak Kakak perempuannya resign dari bank sekitar 2 tahun terakhir, dia terpikir untuk membantu pemasukan sang kakak. "Kebetulan ada tanah di samping rumah, saya jebol dan saya buat warung yang dinamai warung Mang Oy," katanya.Awalnya, warung Mang Oy menjual tekwan, model, siomay, dan mie tumis. Mulai buka dari sore sampai malam. "Masuk bulan ke 6, akun kami di hake orang tidak bertanggung jawab dan akhirnya tidak pakai aplikasi itu lagi dan jualan pun menjadi sepi," imbuhnya. Setelah memutar otak, akhirnya diputuskan untuk jualan sarapan pagi. Mengingat rumahnya berada di Jalan lintas yang bisa menuju Jalan Sukarela, Sukabangun dan menuju ke Bandara. ‘’Yang masak Ibu dan Ayuk mulai dari jam 3 subuh. Pagi-pagi sekitar pukul 05.30 WIB setelah salat subuh sebelum ke Prabu, saya buka warung dulu baru berangkat ke Prabu kalau hari kerja. Kalau hari Sabtu dan Minggu baru ikut jualan kadang sampai habis," sebutnya. Disinggung bagaimana jika ada netizen yang bilang hal itu hanya pencitraan? Bungsu tiga bersaudara itu mengaku tidak memikirkan hal itu, mengingat bukan mereka yang memberi makan dan hanya bisa berkomentar. "Yang saya pikirkan adalah bagaimana menambah kebutuhan rumah. Apalagi harus membayar tagihan listrik, PDAM, WiFi, anak jajan, bayaran sekolah anak di pesantren, ponaan, dan lainnya," ujar suami dari Kepala PN di Pangkalan Balai Banyuasin ini.
Semenjak dagangannya viral, pria yang pernah menjabat jaksa di KPK RI itu pun mengaku sudah banyak yang datang. Mulai dari masyarakat biasa hingga para pejabat dan kolega. Pun beberapa kali masuk pesanan snack kotak untuk berbagai macam acara pemerintahan. ‘’Bukan merasa tidak cukup dengan penghasilan dari jabatan saat ini. Namun bagi seorang laki-laki, bukan hanya memikirkan nafkah istri, melainkan ada empat yakni Ibumu, Istrimu, anakmu dan Kakak perempuanmu," jelasnya.Dia pun mengaku, tak pernah menyangka anak seorang pedagang bisa bekerja di Kejaksaan Negeri dan saat ini pun diberikan amanah sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Prabumulih. "Jadi janganlah kalian putus asah dari rahmat Allah," tukasnya. (*)
Kategori :