Setelah ditimbun tanah, kata dia, barulah dilakukan pengecoran jalan. "Ada pelebaran jalan sekitar tujuh meter, baik sebelah kanan maupun kiri," ungkapnya lagi. Memang, diakuinya, pihaknya saat ini fokus membangun akses jalan untuk kendaraan melintas. Setelah pengerjaan pelebaran jalan selesai, baru mulai pengerjaan pembangunan flyover dan menutup bagian tengah jalan. BACA JUGA : BPJS Ketenagakerjaan Pastikan Hoax Pesan Dana Bantuan"Sehingga pengerjaan flyover tak mengganggu kendaraan yang melintas nantinya. Mereka bisa lewat di jalan sisi kanan atau kiri yang sudah dicor," tegasnya. Kendati demikian, pengerjaan flyover itu tetap direncanakan rampung pada akhir tahun 2023. "Butuh waktu dua tahun mengerjakan pembangunan flyover ini," ungkapnya. Dan saat ini, kata dia, sudah berjalan sekitar satu tahun.
Ternyata pembangunan flyover turut berdampak pada usaha masyarakat di sekelilingnya menjadi sepi. Sebagian warga terpaksa menutup usahanya yang dimiliki. "Saya tutup toko beberapa bulan ini," kata Ardian, salah seorang pemilik toko. Lantaran banyak debu akibat alat berat dan mobil ukuran besar. "Banyak pembeli enggan datang dan menghampiri toko saya," ucapnya. Daripada tidak ada pembeli dan toko kosong, lebih baik tutup sementara, menunggu pengerjaan flyover selesai.Saat ini pembangunan flyover ini sendiri sudah mencapai 42 persen. Direktur Pembangunan Jembatan, Ditjen Bina Marga, Yudha Handita Pandjiriawan menjelaskan pekerjaan fisik flyover dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita dan Kencana KSO dengan konsultan pengawas PT Disiplan Consultant KSO. BACA JUGA : Telan Anggaran Rp6,8 M
Selama pembangunan, pihaknya tetap memperhatikan aspek penghijauan guna memperindah bangunan. “Agar infrastruktur tidak menjadi betonisasi jadi harus lebih green, di bawah flyover akan ditanami tanaman,” terangnya, kemarin. Selain penghijauan, flyover Sekip Ujung akan dilengkapi ornamen motif songket untuk menunjukkan ciri khas daerah berupa motif songket seperti yang ada di underpass Simpang Patal.Flyover Sekip Palembang sendiri dirancang sejak tahun 2017. Namun begitu kegiatan groundbreaking atau pembangunannya baru dimulai 7 Juni 2022. Salah satu kendala pembangunan infrastruktur ini karena keuangan negara difokuskan pada penanganan Covid-19 selama 2 tahun, 2020-2021. Sehingga proyek pembangunan ini harus tertunda. Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Selatan (BBPJN Sumsel), Ryandra Narlan menambahkan progres pembangunan FO Sekip Ujung sudah di atas 40 persen. "Saat ini pengerjaan pondasi bore pile di Basuki Rahmat dan frontage sisi kiri di Jl R Sukamto dan pemasangan drainase u-ditch," katanya. (yud/fad)
Kategori :