PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) terus memakismalkan penggunaan Light Rail Transit (LRT) di Sumsel. Sehingga keberadaan kereta ini tidak hanya menjadi kereta wisata melainkan transportasi umum untuk masyarakat.
"Kini masyarakat menggunakan angkutan umum tidak hanya untuk tujuan wisata. Tapi sudah beralih untuk kegiatan sehari-hari," kata Kepala BPKARSS Rode Paulus, dalam acara Forum Konsultasi Publik 2024 dengan tema Peningkatan Customer Satisfaction Melalui Service Excellent di LRT Sumatera Selatan di Hotel Wyndham, Rabu (7/8)
Menurut dia, berdasarkan data, terjadi peningkatan penumpang untuk weekday. Pada 2023, weekday tercatat 10.284 penumpang. Tahun ini, hingga Agustus sudah 10.929 penumpang. Sedangkan saat weekend ada penurunan. Artinya masyarakat sudah menggunakan LRT untuk kegiatan sehari-hari. "Kalau sebelumnya imagenya LRT angkutan untuk wisata. Padahal LRT ini angkutan umum sehari-hari seperti untuk pekerja, anak sekolah, kuliah, ke bandara dan lain-lain," katanya.
Menurut Rode, untuk meningkatkan pelayanan, ada pengembangan SDM petugas dalam pelayanan transportasi publik. Monitoring dan evaluasi pegawai pelayanan dilakukan periodik. Mingguan, bulanan, serta tahunan. "Kami terus melakukan evaluasi dan monitoring," kata dia.
BACA JUGA:Tingkatkan Kepuasan Pelanggan Lewat Pelayanan Prima LRT Sumatera Selatan
BACA JUGA:Tulus, Kunto Aji, dan Bernadya Ramaikan LRT Fest Palembang
Pihaknya juga menyediakan beberapa platform untuk pengaduan penumpang. Antara lain media sosial seperti Instagram dengan akun @lrtsumselofficial, kotak aduan di stasiun, serta survei kepuasan masyarakat yang dilakukan berkala. Bisa juga mengunjungi WhatsApp Official di 082180555011 serta SP4N Lapor untuk bisa diproses lebih lanjut sama petugas instansi.
Kepala Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Pandu Yunianto mengatakan, saat ini problem signifikan transportasi ialah mengalihkan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum bukan untuk tujuan wisata. Tapi untuk kegiatan sehari-hari.
"Berdasar kajian yang dipelajari, minat masyarakat Indonesia masih cukup rendah dalam penggunaan transportasi umum. Angka kita berada di 20 persen, tertinggal dari Thailand dan Singapura tentunya," kata Pandu.
Setelah dipelajari, salah satu indikator peningkatan minat masyarakat naik angkutan umum ialah kualitas pelayanan dari petugas angkutan itu sendiri. Kesimpulannya, pelayanan transportasi umum perlu ditingkatkan. "Maka dari itu, forum komunikasi publik ini cukup penting dilakukan. Untuk menjaring aspirasi, kritik, serta masukan untuk pengembangan transportasi yang lebih baik," kata Pandu.
BACA JUGA:Tambah Jam Operasional Untuk LRT Fest, Akomodasi Perjalanan Penonton Gratis
BACA JUGA:Kejar Penyidikan Kasus Dugaan Korupsi Pembangunan LRT, Vendor Waskita diperiksa Kejati Sumsel
Asisten Deputi Perumusan Sistem dan Strategi Kebijakan Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB), M Yusuf Kurniawan menambahkan, kualitas pelayanan instansi perlu dilakukan dengan prima. Hal itu memperhatikan beberapa aspek antara lain, kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana/prasarana, sistem informasi, konsultasi pengaduan, serta inovasi dari UPT (Unit Pelaksana Teknis).
Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sudaryatmo menuturkan, jika instansi ingin mencapai pelayanan yang memuaskan, perlu dilakukan pengembangan attitude SDM pelayan/petugas. Kemudian, pemantauan sarana dan prasarana dalam mendukung kepuasan penumpang menggunakan transportasi publik. "Memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat jadi hal penting adanya peningkatan pengguna," pungkas dia.