3. Mudah muncul bekas luka
Luka pada kulit cenderung meninggalkan bekas yang lebih terlihat.
4. Kelenturan tubuh berlebih
Penderita hypermobile Ehlers-Danlos mengalami kelenturan tubuh yang melebihi normal, sering disertai dengan nyeri sendi dan otot.
Ingatlah bahwa sindrom Ehlers-Danlos memiliki beberapa jenis, dan gejalanya dapat bervariasi tergantung pada jenis EDS yang dialami.
Gangguan sintesis kolagen menyebabkan kerapuhan pembuluh darah, sendi terlalu fleksibel, dislokasi, dan perubahan bentuk pada jaringan.
Meskipun belum ada obat khusus, pengobatan fisioterapi dapat membantu mengurangi dampak negatif.
BACA JUGA:Ini 3 Jenis Makanan yang Harus Dihindari oleh Penderita Penyakit Kelenjar Getah Bening
BACA JUGA:Wajib Paham, Ini Perbedaan Penyakit Lupus dengan Alergi bagi Orang Awam
3. Encephalitis Lethargica
Juga dikenal sebagai ‘penyakit tidur’, penyebabnya kemungkinan besar adalah virus, meskipun identitas virusnya belum jelas.
Gejalanya termasuk demam tinggi, sakit tenggorokan, dan kelemahan. Sayangnya, belum ada pengobatan yang ditemukan untuk mengatasi penyakit ini.
Penyakit ini merupakan bentuk atipikal dari encephalitis dan juga dikenal sebagai “sleeping sickness” atau “sleepy sickness” (berbeda dari penyakit tidur yang ditularkan oleh lalat tsetse), encephalitis lethargica pertama kali dijelaskan pada tahun 1917 oleh neurologis Constantin von Economo dan patolog Jean-René Cruchet.
Penyakit ini menyerang otak, menyebabkan beberapa korban berada dalam kondisi seperti patung, tanpa bicara dan tak bergerak.
Antara tahun 1915 dan 1926, epidemi encephalitis lethargica menyebar ke seluruh dunia.
Meskipun jumlah pasti orang yang terinfeksi tidak diketahui, diperkirakan lebih dari satu juta orang terkena penyakit ini selama epidemi, yang menyebabkan lebih dari 500.000 kematian.