SUMATERAEKSPRES.ID - Qualcomm baru saja mengumumkan kehadiran Snapdragon 4s Gen 2, sebuah chipset entry-level dengan dukungan jaringan 5G.
Chipset ini dirancang untuk membuat ponsel 5G lebih terjangkau bagi sekitar 2,8 miliar pengguna di pasar yang sensitif terhadap harga, seperti India dan Amerika Latin.
Belakangan ini, produsen ponsel berlomba-lomba menarik minat konsumen di India, pasar ponsel terbesar kedua di dunia, terutama karena kurangnya ponsel 5G yang dibanderol di bawah US$100 (sekitar Rp 1,5 juta).
Menurut laporan IDC, segmen entry-level di pasar ponsel India mengalami penurunan sebesar 14% dari tahun ke tahun menjadi hanya 15%, dengan pengiriman 5,1 juta unit ponsel pada kuartal pertama.
Xiaomi dan Poco tetap menjadi pemimpin di segmen ini.
BACA JUGA:Xiaomi dan Samsung Dominasi Daftar Ponsel dengan Radiasi Tertinggi, Ini Jenisnya
BACA JUGA:Awas Bahaya! 3 Ponsel Xiaomi Ini Pancarkan Radiasi Tinggi, Berisiko Bagi Kesehatan?
Dengan peluncuran chip baru ini, Qualcomm berupaya mengisi celah di segmen ponsel entry-level yang dihargai sekitar US$100.
Xiaomi berencana meluncurkan perangkat pertama yang menggunakan Snapdragon 4s Gen 2 di India pada akhir tahun ini, seperti yang dilaporkan oleh TechCrunch pada Rabu (31/7/2024).
Secara keseluruhan, pasar ponsel di India tumbuh sebesar 11% dari tahun ke tahun menjadi 34 juta unit, yang sebagian besar didominasi oleh segmen harga US$200 hingga US$400 (sekitar Rp 3 juta hingga Rp 6 juta).
Snapdragon 4s Gen 2 adalah versi dengan fitur terbatas dari Snapdragon 4 Gen 2 yang diluncurkan pada Juni tahun lalu.
BACA JUGA:Infinix Hot 40i, HP 1 Jutaan RAM 8 GB untuk Kebutuhan Sehari-hari, Ini Kelebihan dan Kekurangannya
BACA JUGA:Poco M6 Resmi Meluncur, Spesifikasi Gahar dengan Harga Mulai 1 Jutaan, Ini Dia Keunggulannya
Menggunakan teknologi proses 4nm, chip baru ini memiliki CPU Kryo octa-core dengan dua inti performa yang mendukung kecepatan clock hingga 2GHz dan enam inti efisiensi hingga 1,8GHz.
Namun, Snapdragon 4s Gen 2 tidak mendukung jaringan 5G dalam mode penyebaran non-stand-alone, yang saat ini umum dan memungkinkan operator telekomunikasi menawarkan konektivitas berkecepatan tinggi menggunakan infrastruktur jaringan yang ada.