Kepala BPBD Muba, Pathi Riduan, mengatakan, jajarannya bersama Manggala Agni, Polri, dan TNI sudah turun ke lokasi melakukan pemadaman. Menurutnya, kebakaran terjadi di lahan alang-alang yang cepat menyebar.
Pathi Riduan menjelaskan, pihaknya selalu memantau satelit untuk mendeteksi titik hotspot di Kabupaten Muba. Komandan Kodim 0401/Muba, Letkol Inf Erry Dwianyo S, menegaskan seluruh personel dan alat pemadaman telah disiagakan.
"Langkah cepat yang dilakukan oleh petugas dapat meminimalisir dampak buruk dari karhutla," tegasnya. Terpisah, Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin melalui Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD OKI, Nova Triyussanto mengungkapkan, Polsek Jejawi di Desa Batun Baru Km 348 sudah mendeteksi adanya titik api.
Anggota Polsek Jejawi melaporkan tidak bisa menyeberang karena tersekat kanal yang cukup lebar. "Tolong pakai ketek untuk menuju lokasi," terangnya. Kalau memang ada oknum yang membakar disitu segera diamankan supaya ada efek jera.
Kapolsek Jejawi, Ipda M Rizal mengungkapkan, memang terdeteksi ada asap, tapi sudah padam. Ia mengingatkan seluruh masyarakat jangan coba-coba untuk membuka lahan dengan membakar.
Camat Jejawi, Sulaiman mengaku, dia langsung minta Kades Batun Baru untuk mengecek lokasi. Hasilnya tidak terdeteksi adanya karhutla di Km 348-349. Sementara, warga mengeluh kebakaran lahan terjadi tanpa sebab.
Tanjung, warga Kecamatan Muara Kelingi, mengaku dalam satu pekan terakhir, kebakaran lahan sering terjadi di perkebunan milik warga. "Bukan disengaja dibakar, tapi tiba-tiba muncul. Kita tidak tahu api itu dari mana asalnya," katanya.
Dari pantauan satelit Nasa-Terra SNPP, kemarin ada tiga titik api dengan skala medium di wilayah Musi Rawas. Satu titik di Muara Kelingi dan dua titik di BTS Ulu Cecar. Kapolsek Muara Kelingi, Iptu Kosim mengatakan, pihaknya melakukan pemantauan titik api di lahan kebun sawit seluas 0,5 hektare milik Abu Hanifah di Desa Lubuk Rumbai, Kecamatan Tuah Negeri.
“Hasil penyelidikan, lahan itu terbakar oleh sebab tertentu. Diduga akibat puntung rokok yang dibuang orang,” imbuhnya. Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman menjelaskan sepanjang Juli 2024 ada 395 hotspot.
BACA JUGA:Karhutla Muba: 5 Titik Api Terpantau, Petugas Bergerak Cepat
BACA JUGA:Polres OKU Timur Berupaya Jaga Kamtibmas dan Cegah Karhutla di Pilkada 2024
"Jumlah hotspot Juli naik dibandingkan Januari-Juni karena sudah memasuki kemarau. Rabu (24/7) kemarin menjadi yang tertinggi, sebanyak 82 hotspot terdeteksi di Sumsel," ujarnya
Ia menyebut, dalam tiga hari terakhir kenaikan hotspot cukup signifikan. Pada 23-25 Juli, hotspot yang terdeteksi sebanyak 175 titik (62 hotspot, 82 hotspot dan 31 hotspot). "Hotspot Juli ini paling tinggi sepanjang 2024," katanya.
Ia menyebut, hotspot sepanjang Juli ini paling banyak berasal dari Musi Banyuasin 82 titik, Musi Rawas 74 titik, Muara Enim 61 titik, dan Muratara 47 titik. Kemudian, OKU 24 titik dan Banyuasin 20 titik. “Sementara daerah lain di bawah 20 titik. Bahkan Pagar Alam dan Palembang zero hotspot," tukasnya.