Palembang, SUMATERAEKSPRES.ID - Kasus kematian Sumaryanto alias Yanto alias Bondol (33), seorang narapidana di Lapas Klas IA Palembang, menimbulkan kebingungan setelah hasil visum et repertum yang dilakukan oleh tim dokter forensik RS Bhayangkara M Hasan belum dapat memastikan penyebab pasti kematian korban.
Dalam wawancara eksklusif dengan SUMATERAEKSPRES.ID, dr. Indra Nasution,Sp.F, dokter forensik RS Bhayangkara M Hasan, menjelaskan bahwa meskipun terdapat bekas jeratan di leher dan kakinya yang menyatu dengan simpul-simpul serta adanya gelembung kecil di sekitar leher, belum dapat dipastikan bahwa kematian Bondol disebabkan oleh bunuh diri.
"Ada tanda-tanda yang mengarah ke gantung diri, namun juga terdapat tanda-tanda lain yang tidak sesuai dengan skenario bunuh diri," ujar dr. Indra pada Kamis (17/7/2024) siang.
BACA JUGA:Tragedi di Lapas Merah Mata. Bondol, Narapidana Begal Siswa SMP, Ditemukan Tewas Gantung Diri
Lebih lanjut, dr. Indra menambahkan bahwa cairan sperma yang ditemukan juga tidak bisa menjadi bukti yang kuat untuk mengindikasikan bahwa Bondol bunuh diri.
"Pemeriksaan awal terhadap luka lebam pada mayat menunjukkan usia luka sekitar enam jam ketika pertama kali ditemukan pada pukul 06.00 WIB pagi ini," paparnya.
Dengan demikian, pihak berwenang masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran di balik kematian tragis ini. Kehadiran tanda-tanda yang tidak konsisten memperumit analisis forensik terhadap kasus ini.