Mengapa Permainan Kelereng Mulai Menghilang di Kalangan Anak-Anak Zillenial? Ini Penyebabnya!

Kamis 18 Jul 2024 - 07:39 WIB
Reporter : Dudun
Editor : Novis

SUMATERAEKSPRES.ID – Permainan tradisional semakin langka dimainkan anak-anak generasi zillenial. Canggihnya teknologi serta berkembangnya pesat informasi membuat mereka segan untuk memainkan permainan tradisional.

Padahal permainan tradisional, tidak hanya memerlukan gerak tubuh. Kepiawaian juga diperlukan agar kita memiliki kemampuan dalam mengendalikan permainan itu sendiri. 

Sebut saja salah satunya permainan kelereng. Hampir semua anak laki-laki paham dan mengenal permainan kelereng. Tapi, bagi mereka yang lahir dibawah tahun 1990-an lho.

Terus diatas tahun 1990 bagaimana? Kebanyakan anak-anak millennial serta generasi zillenial, sulit untuk tumbuh dengan permainan tradisional. Karena mainan yang mereka dapatkan serba praktis. 

BACA JUGA:Tragis! IRT Meninggal di TKP Setelah Motor Oleng dan Ditabrak Truk

BACA JUGA:Purnawirawan TNI Laporkan Developer Perumahan atas Dugaan Penyerobotan Tanah di Palembang

Mengenal kelereng merupakan permainan tradisional kelereng yang mulai langka di Indonesia. Asal usul kelereng ini sendiri merupakan mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate.

Permainan ini sudah ada sejak zaman bangsawan dan menjadi salah satu pilihan anak-anak, terutama laki-laki, untuk dijadikan lomba atau bermain bersama teman mereka..

Kelereng sendiri banyak sebutannya disetiap daerah. Di berbagai daerah, kelereng memiliki banyak sebutan. Misalnya, di daerah Sunda disebut “kaleci,” sedangkan di wilayah Melayu disebut “guli.”

Orang Palembang menyebutnya “ekar,” sedangkan orang Banjar menyebutnya “kleker.” Di Betawi, kelereng dikenal sebagai "gundu".

Apa sih manfaat bermain kelereng. Adapun manfaat bermain kelereng bagi anak anak adalah melatih kemampuan social.

Bermain kelereng melibatkan beberapa orang dan membutuhkan komunikasi yang baik antar tim.

Melatih kemampuan motoric. Bermain kelereng membantu melatih koordinasi tangan dan mata. Nostalgia,  kelereng juga memicu kenangan pada zaman dulu dan warna-warni kelereng sendiri terkesan menarik.

BACA JUGA:Dividen BUMN Melonjak Signifikan, BRI Jadi Penyumbang Utama

BACA JUGA:Potensi Empat Pasang Maju Pilwako Palembang, Bagindo: Fitrianti-Arie Saling Melengkapi

Kategori :