Mengupas Penelitian Dr dr Putri Mirani SpOG SubspKFm Meraih Gelar Doktor
SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam proses kehamilan, ada kasus seorang wanita mengalami kelainan pada plasenta. Bahasa awamnya ari-ari lengket atau plasenta akreta. Ini melatarbelakangi Dr dr Putri Mirani SpOG SubspKFm untuk menelitinya sebagai desertasi meraih predikat Doktor (S3) Prodi Sains Biomedis Program Doktoral Fakultas Kedokteran Unsri.
Kemas Achmad Rivai - PALEMBANG
Plasenta merupakan organ tubuh wanita yang terbentuk dalam rahim selama masa kehamilan. Fungsinya secara umum memberi nutrisi dan oksigen dari ibu kepada janin. Selain itu membuang zat sisa janin dan memproduksi hormon untuk mempertahankan kehamilan.
Dalam penelitiannya kali ini, Dr Putri menemukan kondisi dimana secara global, kejadian plasenta akreta mengalami kenaikan dari 0,04 persen menjadi 0,9 persen selama 20 tahun terakhir. Plasenta akreta meningkatkan kematian ibu hingga 18 kali lipat akibat perdarahan saat melahirkan.
"Penyebab terjadinya plasenta akreta masih belum jelas, namun diduga berkaitan kondisi dinding rahim yang cacat akibat bekas operasi sebelumnya pada rahim," ungkap Dr Putri di Aula Prof Azwar Agoes Kampus FK Unsri Madang, kemarin (17/7).
BACA JUGA:Ini Dia Makanan yang Cocok Bagi Ibu Hamil, Banyak Manfaatnya, Ayo Bumil Merapat
BACA JUGA:6 Cara Memilih Sunscreen Aman dan Efektif untuk Ibu Hamil
Dari penelusuran beberapa literatur yang didapat pada negara maju seperti Jepang, Inggris, Australia, faktor risiko yang dapat menyebabkan plasenta akreta spektrum yaitu usia, paritas, riwayat operasi sesar, riwayat kuretase, merokok, indeks massa tubuh, dan plasenta previa. Riwayat operasi sesar dan kuretase dapat menyebabkan kondisi dinding rahim berubah sehingga plasenta melekat di tempat abnormal.
Selain itu merokok juga menyebabkan peradangan sistemik pada saluran genital.
Obesitas dikaitkan dengan penyembuhan luka yang buruk, sedangkan plasenta previa kebanyakan menutupi bekas luka operasi sebelumnya sehingga plasenta pada kehamilan setelahnya mencari tempat baru dan melekat ke dinding rahim lebih erat.
Namun pada penelitian ini menambahkan parameter-parameter baru sebagai faktor risiko seperti jarak kehamilan sebelumnya, riwayat operasi rahim, serta pemeriksaan laboratorium untuk menilai penyembuhan luka. "Semoga penelitian ini dapat membantu diagnosis dini plasenta akreta dengan USG sehingga mencegah terjadinya perdarahan saat melahirkan, mengurangi kejadian operasi angkat rahim, dan menurunkan kematian ibu,” tegasnya.
Dia membuat sistem skoring baru miraniPAI (mPAI) memanfaatkan USG dan pemeriksaan darah berupa kadar kalsium, zink, dan vitamin D untuk mendeteksi plasenta akreta untuk dapat diaplikasikan di Indonesia. Peranan penanda penyembuhan luka vitamin D, zink, dan kalsium serta penanda peradangan seperti protein CXCR2, MMP-2 dan MMP-9 dalam mekanisme terjadinya plasenta akreta.
BACA JUGA:INOVASI KASIH HATI, PEDULI IBU HAMIL MELALUI KADER TERLATIH
BACA JUGA:Mau Bunuh Diri dari Jembatan Musi 6, Ibu Hamil Lapor Banpol Dulu, Terselamatkan dan Viral, Motifnya?