PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Angka Golongan putih (Golput) dari generasi muda sebagai pemilik hak konstitusi dalam menentukan pilihan politik nya terbilang tinggi.
Penyebab nya, karena sebagian besar generasi muda tidak peduli atau tidak tertarik dengan politik hingga menganggap hal ini tidak memberikan manfaat bagi mereka.
Menghadapi Pemilihan Kepala Daerah Serentak pada 27 November 2024 mendatang dengan dominasi mata pilih dari generasi milenial - Z menjadi keresahan tersendiri, mengingat pentingnya peran generasi muda dalam menentukan arah politik 5 tahun ke depan.
Berangkat dari keresahan inilah, komunitas milenialRD (Ruang Dialog) hadir untuk mengajak generasi muda lebih peduli terhadap kontestasi politik yang tengah terjadi.*
BACA JUGA:Catat! Ini 8 Dokumen Wajib yang Harus Disiapkan Sebelum Mendaftar CPNS dan PPPK 2024
BACA JUGA:Pedagang Bunga di TPU Banjir Rezeki di Momen Idul Adha 1445 H, Ini Kata Mereka!
Ketua Umum MilenialRD (Ruang Dialog ), Willy Andrian menyampaikan, bahwa komunitas ini merupakan generasi milenial yang suka berdialog soal politik, pemerintahan dan sebagainya.
"Komunitas kami masih terbilang baru (4 bulan), awalnya memang berangkat dari tongkrongan, keresahan melihat banyaknya teman - teman kami yang merupakan praktisi Golput," sampainya, Selass 18 Juni 2024.
Padahal peranan anak muda itu penting, lanjutnya. makanya MilenialRD ini hadir bagaimana membuat para generasi muda atau milenial ini jadi tertarik akan politik, dan tidak acuh saja.
"Kami cari apa sih sebenernya yang membuat generasi muda kita cendrung abai politik, seperti contohnya mereka merasa bahwa itu tidak memberikan benefit untuk mereka," ujarnya.
Selain melalui dialog soal politik agar generasi muda lebih melek politik, pihaknya juga banyak memanfaatkan sosial media dalam menyebar luaskan informasi tentang penting nya anak muda memahami dan terlihat dalam kontestasi politik.*
BACA JUGA:Bau Kaki Tidak Sedap? Atasi dengan 4 Tips Ampuh Ini untuk Sepatu Anda!
BACA JUGA:Dampak Berbahaya Hasutan dan Provokasi dalam Masyarakat, Ini Strategi Menghindarinya!
"Yang gencar kita lakukan sekarang memang baru by sosial media. Karena anak muda ini pendekatan nya tidak bisa langsung begitu saja tapi harus pelan - pelan, interaksi yang paling sering mereka lakukan melalui media sosial," jelasnya.
Selain itu, dukungan dari pemerintah seperti pemkot Palembang dengan terobosan nya merubah rumah dinas Walikota Palembang menjadi rumah rakyat juga diapresiasi untuk dapat membuat anak muda merasa bahwa politik ataupun pemerintahan ada manfaat nya.