JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Prodi vokasi cukup menonjol di sejumlah sisi, bahkan mengalahkan prodi akademik. Dalam ujian tulis berbasis komputer untuk seleksi nasional berbasis tes (UTBK SNBT) masuk PTN 2024 program studi (prodi) vokasi sukses mencuri perhatian.
Kondisi itu juga sedikit banyak dipengaruhi ketentuan terbaru dalam SNBT. Yaitu, pendaftar dibolehkan memilih hingga 4 prodi dengan syarat untuk dua prodi di antaranya merupakan prodi vokasi. Ketua Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Ganefri mencontohkan dari sisi jumlah pendaftar.
Tahun ini distribusi pendaftar cukup besar yang memilih prodi vokasi. Meski, pilihannya cenderung masih di PTN akademik yang memiliki prodi vokasi, bukan di PTN vokasi langsung.
Misalnya, untuk lulusan SMA, sebanyak 181.245 orang memilih D-3 dan 186.365 orang memilih D-4 di PTN akademik. Angka itu jauh dari pilihan yang ada di PTN vokasi, yakni 89.147 orang untuk D-3 dan 75.200 di D-4.
”Ini menggembirakan karena banyak yang memilih vokasi. Meski anak-anak kita sepertinya masih melihat rumahnya. Istilahnya, kalau naik pesawat biarlah duduk di belakang asal Garuda,” paparnya.
BACA JUGA:Top 20 Peserta yang Raih Nilai UTBK SNBT Tertinggi Serta Jurusan dan Kampus yang Dipilihnya
BACA JUGA:Inilah 6 Manfaat Penting Sertifikat UTBK SNBT 2024, Salah Satunya Bisa Daftar Beasiswa
Kejutan lain terlihat dari prodi-prodi yang memiliki keketatan tinggi. Dari 20 prodi dengan tingkat keketatan tertinggi, semuanya merupakan prodi vokasi. Sebut saja Prodi Farmasi (D-3) Universitas Sebelas Maret (UNS) yang memiliki keketatan hingga 0,50. Artinya, dari 100 pendaftar, hanya satu orang yang diterima.
Kabar baik lainnya, dalam hal skor UTBK SNBT 2024, diketahui bahwa selisih skor rerata UTBK 2024 antara calon mahasiswa jenjang sarjana dan calon mahasiswa jenjang diploma tiga lebih kecil daripada selisih skor pada 2023. Tahun ini, skor rerata paling besar dipegang oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan hasil 718,73. Sementara, untuk PTN vokasi, rerata skor tertinggi sebesar 610,03 di Politeknik Negeri Bandung.
Selain itu, dia turut menyoroti soal hasil tes peserta dari sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Pada seleksi tahun ini, jumlah peserta dari lulusan Kurikulum Merdeka memang tak sebanyak peserta dari lulusan sekolah Kurikulum 2013 (K-13). Untuk peserta K-13 sebanyak 1.482.167 peserta, sementara Kurikulum Merdeka hanya 107.114 peserta untuk jenjang SMA. Dari SMK yang menerapkan K-13, jumlah peserta mencapai 272.934 orang, sementara peserta dari sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka sebanyak 105.683 orang.
Kendati demikian, rerata skor UTBK SNBT-nya lebih tinggi peserta dari lulusan sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka daripada K-13. Meski, selisihnya tak terlalu besar. Yakni, lulusan K-13 untuk jenjang SMA skornya sebesar 548,98 dan lulusan Kurikulum Merdeka sebesar 557,33. ”Meskipun secara persentase penerimaan siswa alumni Kurikulum Merdeka sedikit lebih rendah, namun rerata skor UTBK dari lulusan sekolah Kurikulum Merdeka lebih tinggi. Penerimaan ini juga berkaitan dengan keketatan prodi ya,” jelasnya. (*)