NAPLES, SUMATERAEKSPRES.ID - Kekuatan Serie A musim depan (2024- 2025) sudah bisa dipetakan sejak 71 hari menjelang kickoff. Sebab, kemarin (6/6) klub-klub top Serie A serentak memilih sosok pelatih untuk musim depan. Terutama klub peraih scudetto dua musim lalu (2022- 2023) SSC Napoli.
Setelah tidak mampu menemukan pelatih selevel Luciano Spalletti yang mampu membawa scudetto ke Castel Volturno (markas latihan Napoli), Napoli akhirnya memboyong pelatih spesialis scudetto. Dia adalah Antonio Conte. Pelatih yang empat kali merengkuh scudetto bersama dua klub berbeda. Tiga kali bersama Juventus dan sekali bersama Inter Milan.
Napoli tentu mengharapkan Conte menularkan magisnya ke klub asal Kota Naples tersebut. Conte pun berani menjawab tantangan itu dalam kata-kata pertamanya di laman resmi klub. ''Aku akan menjanjikan satu hal kepada kalian: Aku bisa membawa yang terbaik bagi perkembangan klub ini (Napoli),'' kata pelatih berjuluk The Godfather tersebut.
Peluang mantan allenatore timnas Italia itu terbuka mengingat Napoli absen di Eropa musim depan. Artinya, Giovanni Di Lorenzo dkk bisa fokus sepenuhnya di Serie A. Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis pun konfiden Conte bisa mengembalikan reputasi klubnya. ''Hari ini (kemarin) jadi babak baru yang penting dalam sejarah Napoli,'' beber ADL - sebutan familier Aurelio De Laurentiis.
BACA JUGA:Kebagian 98 Ribu Ha Cetak Sawah Baru, Program dari Kementan di Sumsel
Mantan rekan setim Conte semasa di Juventus, Fabrizio Ravanelli, meyakini efek dua musim pertama Conte di klub barunya. Seperti yang pernah dia buktikan ketika jadi pelatih Inter. Ketika itu Conte juga mengubah pakem skema Inter yang biasanya empat bek menjadi tiga bek dan bertahan sampai sekarang bersama Simone Inzaghi. Napoli selama ini bermain empat bek. ''Napoli bisa jadi tim yang agresif di tangannya,'' imbuh Ravanelli.
Ekspektasi juga yang dibebankan untuk Vincenzo Italiano. Sukses membawa ACF Fiorentina melangkah beruntun ke final Liga Konferensi Europa diharapkan bisa membantu Bologna FC dalam musim debut di Liga Champions. Italiano juga ditantang untuk mematahkan anggapan bahwa Rossoblu adalah tim one season wonder setelah musim lalu finis lima besar di Serie A.
''Liga Champions bakal jadi pedang bermata dua bagi Italiano. Antara tidak boleh terlalu buruk-buruk amat di Eropa (mengingat pesaingnya klub-klub top Eropa) dan mempertahankan performa di Serie A (tidak kembali menjadi Rossoblu yang medioker, Red),'' tukas DAZN. (*/)