PALEMBANG - Provinsi Sumatera Selatan masih menghadapi ancaman bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap terjadi. Sebagai antisipasi, pihaknya perlu melakukan peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana tahun 2023. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumsel, H Iriansyah SSos SKM MKes mengatakan bencana di Sumsel ini cukup banyak meliputi banjir, tanah longsor, kebakaran, karhutla.
"Ini ancaman bencana di Sumsel, yang paling tinggi di daerah kita bencananya ada bencana hidrometeorologi, yaitu banjir bandang dan longsor yang banyak terjadi di daerah Bukit Barisan yang tinggi, seperti di Empat Lawang, Pagaralam, Muara Enim, OKU Selatan," jelasnya saat membuka pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana tahun 2023 di Wisma Atlet Palembang, kemarin (23/2).Sedangkan daerah rendah itu sering terjadi genangan air, kemudian daerah rendah perkebunan atau hutan juga sering terjadi karhutla. “Sekarang yang penting bagaimana kita mencegahnya dengan cara bagaimana masyarakat tidak membuka kebun lewat membakar hutan dan lahan,” tuturnya.
Diakuinya, bencana karhutla bukan dari kebakaran saja, tapi asap akibat lahan terbakar dapat menimbulkan banyak ancaman terhadap kehidupan manusia, gangguan kesehatan, transportasi, bahkan jika banyak bisa menganggu negara tetangga. “Ini perlu kita antisipasi bersama," jelasnya.Terkait karhutla yang menjadi potensi besar bencana tahun ini, karena 2023 lebih panas dari 2022. Berdasarkan informasi dari BMKG, tahun 2023 akan lebih kering dan kemaraunya berlangsung lama. Perkiraan waktu kemarau di bulan April, Mei seterusnya sampai puncaknya Agustus, September dan Oktober.
"Artinya hari tanpa hujan cukup lama. Ketika itu terjadi berpotensi kekurangan air, kalau kurang air jadi kering. Kalau kering mudah terbakar, jika sudah terbakar sulit kita padamkan terutama di lahan gambut," paparnya. Sebagai antisipasi, salah satu kegiatan BPBD Sumatera Selatan adalah melakukan peningkatan kapasitas SDM guna meningkatkan pengelolaan bencana yakni bagaimana petugas dapat menolong korban bencana."Sebelum kita menolong korban bencana, kita harus meningkatkan kapasitas SDM kita karena menolong korban bencana perlu peralatan, perlu SDM. Sehingga SDM butuh dilatih," terangnya. Pelatihan terus menerus kepada petugas maupun masyarakat. Kegiatan kemarin mengajak BPBD kabupaten/kota, instansi terkait bersama TNI/Polri, stakeholder lain seperti sosial, kesehatan, Pol PP. (tin/fad)
Kategori :