PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Ikhtiar Nahdlatul Ulama (NU) mendirikan Institut Teknologi Saints (ITS) NU Sriwijaya Sumatera Selatan (Sumsel) agar bisa memiliki kader-kader yang berkualitas. Karena tantangan ke depan harus bisa menyediakan sumber daya manusia (SDM) terbaik tak hanya di bidang agama juga teknologi untuk kemajuan NU dan bangsa.
Rektor ITS NU Sriwijaya Sumsel, Prof Dr H Zainal Berlian MM DBA menjelaskan NU sekarang sudah memiliki sistem pendidikan NU yang dirangkum dalam sebuah Perkum Sistem Pendidikan Nahdlatul Ulama atau SIKDIKNU. "Perkum ini dikukuhkan dalam konferensi besar tahun 2023 yang merupakan induk regulasi pengaturan sistem pendidikan, baik itu di pondok pesantren, madrasah, sekolah, termasuk perguruan tinggi," terangnya pada kegiatan Halal Bihalal di Balai Diklat Keagamaan Palembang, kemarin.
Menurutnya, ada empat Program Studi (Prodi) ITS NU Sriwijaya berdasarkan izin operasional Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 27/E/O/2022, yakni Prodi Informatika, Sistem Informasi, Informatika, dan Geodesi. ‘Tercatat angkatan pertama tahun 2022 berjumlah 39 orang dan angkatan kedua tahun 2023 65 orang. Kami memiliki 22 dosen tetap,” cetusnya.
Saat ini pihaknya sedang melakukan proses persiapan akreditasi. “Besar harapan kami ITS NU Sriwijaya bisa berkembang dan maju dengan kerja sama yang baik dari semua stakeholder, proses akreditasi berjalan lancar, serta menghasilkan penilaian dengan terakreditasi baik," ucapnya.
BACA JUGA:Konflik Iran-Israel, Menteri ESDM Pastikan Harga BBM dan LPG tak Naik
BACA JUGA:Target 60 Persen Dosen Raih Doktor, UPGRIP Siapkan SDM Dosen Unggul
Ketua BPP ITS NU Sriwijaya, Prof Amien Suyitno mengatakan ITS NU Sriwijaya masih proses penataan, baik itu SDM, Kurikulum, dan Sarana Prasarana. "ITS NU memang baru terbentuk, tapi tidak boleh terbelakang. Di bawah naungan NU yang punya visi misi yang mendunia dan memiliki konsep rahmatan lil alamin, sehingga NU harus memayungi dan memberikan dukungan penuh pada ITS NU untuk berkembang lebih baik," ujarnya.
Katanya, ITS NU lahir dari Sumsel untuk masyarakat Sumsel. "Kita harus optimis dan percaya ITS NU mampu menjadi kampus yang lebih baik dengan memperbaiki kualitas ITS NU itu sendiri," ujarnya.
Kepala LLDikti Wilayah II, Prof Dr Iskhaq Iskandar MSc mengatakan Permendikbudriset No 23/2023 mengatur tentang Transformasi Perguruan Tinggi meliputi SDM, Proses, dan Tata Kelola yang capaiannya terlihat dari lulusannya.
"Untuk SDM setiap Perguruan Tinggi harus memiliki dosen yang berkompeten di bidangnya dan tenaga pendidik minimal Strata 1 memiliki kemampuan setara dosen dalam kompetensinya. Bimbingan Teknis secara berkala salah satu cara peningkatan kapasitas SDM. Tenaga Pendidik (Tendik) adalah support system dalam PT sehingga transformasi SDM harus kuat untuk dosen dan tendik," jelasnya.
BACA JUGA:7 Rumah Ludes Terbakar, BKPSDM Turun Tangan Salurkan Bantuan untuk Korban di Desa Seguring Kecil
BACA JUGA:Acung Jempol! Biro SDM Polda Sumsel Menebar Kebaikan Selama Bulan Ramadhan
Transformasi kedua prosesnya, yaitu kurikulum sesuai dengan Permendikbudriset No 23/2023. Satu SKS setara 45 jam pembelajaran per semester dan pembelajarannya bisa dalam bentuk magang atau tidak, harus tatap muka di kelas sehingga ada istilah Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka adalah kebijakan relaksasi PT. PT diminta memperbarui kurikulumnya dan memberikan satu kurikulum yaitu Merdeka Belajar. "Materinya bisa berupa kurikulum yang bersifat soft skill," jelasnya lagi.
Permendikbudriset N 23/2023 tak hanya mengatur cara pembelajaran tetapi juga cara penilaiannya yaitu dengan cara lulus atau tidak lulus, maka mata kuliah yang bersifat softskill bisa diberi penilaian tetapi di dalam Indeks Penilaian Kumulatif (IPK) terakhir poin ini tidak dimasukkan. "Transformasi ketiga tata kelola tercermin dalam budaya mutu yang terlihat dari Status Akreditasi, baik itu Akreditasi Institusi maupun Program Studi," tandasnya. (nni/fad)