Mitigasi Banjir, Usulkan Normalisasi Sungai, BPBD Sumsel Minta Daerah Rawan Waspada

Rabu 15 May 2024 - 19:05 WIB
Reporter : Ardila
Editor : Edi Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Mitigasi jangka pendek dan panjang harus dilakukan agar penanggulangan bencana bisa dilakukan secara cepat. Juga supaya tidak berulang. Penegasan disampaikan Kalaksa BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana.

Untuk mitigasi banjir, BPBD Sumsel menyampaikan usulan  untuk  dilakukannya normalisasi sungai dengan pengerukan. Cara ini untuk memperdalam sungai dan menambah daya tampung air. Sehingga, ketika  hujan deras atau air pasang, tidak banjir lagi. 

Harapannya, pemerintah provinsi, kabupaten/kota dengan support pemerintah pusat dapat memperbaiki  tata kota daerah. Termasuk normalisasi sungai, penyediaan penampungan air, reboisasi/penghijauan dan lainnya. "Jadi ketika debit air naik, jalur air  tersedia sehinga kembali ke sungai. Dengan begitu, tidak tergenang, terutama di wilayah pemukiman," jelas Iqbal.

Ia menambahkan, daerah yang rawan terjadi bencana alam di Sumsel diantaranya wilayah Empat Lawang, Lahat, Musi Rawas, Muratara dan termasuk juga kota Palembang. "Daerah yang rawan bencana agar pemda dan masyarakatnya tetap waspada," pungkas dia. 

Iqbal menegaskan, pihaknya akan jadi yang terdepan terkait bencana. Seperti saat banjir menerjang sebagian wilayah OKU. Dia memimpin langsung pengiriman bantuan, sekaligus meninjau daerah dan masyarakat yang terdampak.

BACA JUGA:Pemkab OKU Timur Distribusikan Air Bersih untuk Korban Banjir di Baturaja, Ini Kata Kepala BPBD OKU Timur!

BACA JUGA:Tingkatkan Kesiapsiagaan, BPBD Sumsel Gelar Simulasi Penanganan Bencana Banjir

“Saya juga minta BPBD OKU untuk membuat desain pemetaan wilayah banjir guna meminimalisasi potensi banjir di masa mendatang. Langkah-langkah lain yang disarankan termasuk pengerukan sungai karena pendangkalan, pembersihan aliran drainase, dan tindakan lainnya untuk memastikan aliran air dapat mengalir dengan lancar, "kata dia.

Selain itu, BPBD Sumsel juga menyiapkan UPTB Trauma Center dan Pelayanan Kesehatan. "Pelayanan kesehatan dan pengobatan selalu stand by karena dalam setiap bencana, pasti ada korban yang membutuhkan layanan kesehatan maupun pendampingan,"  bebernya.

Seperti di OKU, dari hasil pemeriksaan kesehatan, diagnosa penyakit pascabanjir yang banyak dialami warga seperti darah tinggi (hipertensi), sakit maag, gatal-gatal, diare, sakit kepala, nyeri sendi, ISPA, luka akibat terkena pecahan kaca dan tertusuk paku. "Kami harapkan dengan adanya pelayanan kesehatan dapat meringankan penderitaan korban bencana," pungkas Iqbal.(yun)

 

Kategori :