SUMATERAEKSPRES.ID - Di dalam dinamika pendidikan, masih banyak yang terpesona dengan aura sekolah bergengsi, baik itu negeri ataupun swasta. Keistimewaan sebuah sekolah tidak hanya dilihat dari prestasi akademiknya, tetapi juga dari citra sosial yang melekat padanya.
Namun, di balik kegemerlapan tersebut, terdapat sejumlah risiko yang mengintai bagi mereka yang terlalu terpaku pada label "favorit".
Menghadirkan Obsesi yang Berlebihan
Obsesi terhadap sekolah bergengsi bisa menciptakan tekanan berlebihan baik bagi murid maupun orang tua mereka. Saat terjebak dalam perlombaan masuk ke sekolah tersebut, mereka mungkin kehilangan fokus pada esensi pendidikan itu sendiri. Obsesi semacam ini bahkan bisa menimbulkan rasa tidak puas diri jika tidak berhasil masuk ke sekolah favorit.
BACA JUGA:Gak Punya Waktu Nyiapin Bekal Sekolah Anak? Cobain Resep Telur yang Kreatif dan Bergizi Ini!
BACA JUGA:Berkeinginan Masuk Sekolah Kedinasan? Ini Proses Pendaftaran dan Berkas yang Dibutuhkan
Menimbulkan Kesenjangan Sosial
Sekolah bergengsi sering kali menjadi sumber ketidaksetaraan sosial. Anak-anak dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu mungkin merasa terpinggirkan dan merendahkan diri mereka sendiri di lingkungan sekolah yang dipandang elit. Fenomena ini dapat memperburuk kesenjangan sosial yang sudah ada.
Kemungkinan Perundungan terhadap Sekolah Lain
Obsesi terhadap sekolah bergengsi seringkali menghasilkan sikap perundungan terhadap sekolah lain yang dianggap kurang prestisius. Sikap seperti ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang tidak sehat di antara siswa-siswa yang menganggap diri mereka sebagai bagian dari sekolah "pilihan".
Meningkatkan Gengsi
Masuk ke sekolah bergengsi sering kali dianggap sebagai simbol status sosial. Hal ini dapat meningkatkan gengsi di kalangan murid dan orang tua mereka.
BACA JUGA:Kalender Pendidikan 2024-2025, Catat Jadwal Libur dan Hari Pertama Sekolah Tahun Ajaran Baru Nanti
BACA JUGA:Tak Hadir Wajib Sertakan Surat Keterangan, Untuk Para Guru dan Siswa Sekolah
Namun, ketika fokusnya hanya pada status sosial semacam itu, maka tujuan utama pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seringkali terlupakan.