Pada Minggu (29/1) malam, sejumlah emak-emak korban arisan bodong mendatangi Mapolrestabes Palembang. Menurut mereka, dari 48 member, total uang arisan yang jadi kerugian mencapai Rp600 juta.“Saya ikut jadi korban. Untung cuma Rp5 juta,” kata Erna. Terlapornya, NT warga Jl Kancil Putih Kecamatan Ilir Barat I, yang jadi Bandar arisan bodong ini memposting di akun Instagram miliknya, buka arisan Rp15 juta. Penarikan tiap bulan. Sedangkan untuk pembayarannya ditransfer ke rekening terlapor. “Awal-awal arisan online ini berjalan lancar. Tapi mulai akhir 2022 macet,” cetusnya. Untuk berkomunikasi dengan terlapor, dia dan member lain tidak pernah ketemu langsung. Hanya melalui WhatsApp Group (WAG) yang dibuat terlapor. BACA JUGA : Tips Mendidik Anak Agar Tak Jadi Koruptor BACA JUGA : Karena “Malas”
“Memang ada yang sudah dibayarkan sebagian uangnya. Tapi banyak yang belum dibayarkan sama sekali. Setiap kali dihubungi, tidak ada jawaban,” katanya. Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, AKBP Haris Dinzah mengungkapkan, untuk tahun ini, ada satu kasus arisan bodong, baru satu laporan yang masuk pada akhir Januari lalu.“Kami dalam tahap mengumpulkan barang bukti, keterangan dari korban atau saksi-saksi yang mengetahui hal ini," ujar Haris. Untuk motifnya sendiri sangat beragam. Dominan kejadiannya, pemilik atau bandar arisan yang kabur serta tidak membayar kepada anggota yang dapat giliran/undian menarik uangnya. Jenis arisannya beragam juga. Yang umum arisan uang, ada juga arisan emas, peralatan elektronik hingga perabotan rumah tangga. Besarannya juga bervariasi, tergantung kesepakatan bandar dan anggota arisan. "Nominalnya puluhan hingga ratusan juta rupiah," terangnya.
Kategori :