Tol Balsam Sejahterakan Nelayan Samboja, Menyambung IKN Nusantara

Rabu 20 Mar 2024 - 06:43 WIB
Reporter : Rendi Fadillah
Editor : Rendi

“Setelah penunjukan sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara menjadi IKN Nusantara, banyak ruas jalan tol pun dibangun,” ujar Tuwono, Kepala Dusun Sumber Rezeki, Desa Bukit Raya kepada Sumateraekspres.id. Termasuk Tol Balsam sebagai infrastruktur pendukung mobilitas kendaraan di Pulau Kalimantan, khususnya ke IKN.

Desa Bukit Raya sendiri masuk ring 1 IKN Nusantara yang berjarak 8 km dari Titik Nol IKN di Desa Pemaluan Sepaku (Sepaku IV). “Kehadiran Jalan Tol Balsam memudahkan warga kami yang mayoritas berprofesi petani sawit mengirim TBS (tandan buah sawit) ke pabrik-pabrik CPO (crude palm oil) di Kota Balikpapan atau Samarinda,” terang pria yang menjabat Kadus sejak 2006 ini. Dulu lewat jalan umum, Lintas Sepaku butuh waktu paling tidak 2-3 jam perjalanan, sekarang via Tol Balsam 45 menit sudah sampai ibukota.

Tak hanya itu, perekonomian Desa Bukit Raya berkembang pesat dan nilai jual objek pajak (NJOP) tanah dan bangunan makin mahal. Adanya Jalan Tol Balsam dan Tol IKN menarik minat banyak investor membeli tanah dan menetap atau berwirausaha di seputar wilayah IKN. “Tren NJOP terus naik sejak keberadaan Jalan Tol Balsam dan penetapan IKN Nusantara,” jelas Tuwono.

Pria asal Ciamis, Jawa Barat ini menyebut tahun 2013, satu hektar tanah di desanya masih dihargai kisaran Rp10 juta-an, kemudian naik bertahap menjadi Rp50 juta-an, Rp70 juta-an, dan sekarang tak terbeli lagi. “Sudah ramai gini, harga tanah di depan jalan-jalan poros mencapai Rp1,3-1,5 miliar per hektar. Cuma sekarang warga kian cerdas, tak lagi menjual hektaran tapi kavlingan misalnya 10x20 meter,” imbuhnya. Sebelumnya harga kavlingan Rp15 juta-an, sekarang Rp2 juta per meter atau Rp400 juta per kavling.

Seperti Tuwono, Jumiran, warga Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara ikut senang Jalan Tol Balsam satu-satunya yang ada di Balikpapan-Samarinda. “Mudah-mudahan dari pembangunan jalan tol ini, bukan hanya di Balikpapan dan Samarinda, bisa nanti melebar ke Samarinda-Bontang atau di provinsi-provinsi lainnya,” paparnya. Demikian pula Yadi, Pengusaha UMKM mengaku lebih dekat, lebih cepat. “Pokoknya (Tol Balsam) menguntungkanlah bagi kita buat pengantaran barang produk UMKM,” tuturnya.

Diketahui Tol Balsam menelan dana investasi senilai Rp9,9 triliun, terbagi menjadi lima seksi, yakni seksi 1 ruas Karang Joang-Samboja (21,66 km), seksi 2 Samboja-Muara Jawa (30,98 km), seksi 3 Muara Jawa-Palaran (17,30 km), seksi 4 Palaran-Sp Mahkota II (16,59 km), dan seksi 5 ruas Manggar-Karang Joang (10,74 km). Mempunyai 4 gerbang tol (GT) meliputi GT Samboja, Karang Joang, Palaran, dan Manggar.

Ciptakan Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

Presiden RI, Joko Widodo bersyukur Jalan Tol Balsam menjadi tol pertama dan cikal bakal Tol Trans Kalimantan. “Karena kita ingin pembangunan infrastruktur itu tak hanya terpusat di Pulau Jawa saja atau di Pulau Sumatera, tapi merata ke pulau-pulau yang lainnya,” ungkap Jokowi saat peresmian Tol Balsam Seksi 1 dan 5 di GT Manggar, Kota Balikpapan, kala itu (24/8/2021).

Jalan tol ini mendorong pengembangan kawasan-kawasan produksi, seperti pada sektor perkebunan kelapa sawit, batubara, minyak dan gas, serta komoditas pertanian lainnya yang terhubung dengan kawasan distribusi. Ia berharap Tol Balsam menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru serta memperbaiki jaringan logistik menjadi lebih baik, efisien, dan cepat. “Akses semakin lancar, biaya logistik turun. Komoditas atau produk-produk ekspor yang diproduksi di Kaltim berdaya saing tinggi. Perekonomian makin efisien dan kompetitif,” terang Jokowi.

Direktur Teknik dan Operasi PT JBS, Nanang Siswanto mengatakan Tol Balsam tulang punggung yang menciptakan kawasan perekonomian baru di Kaltim, memangkas biaya logistik barang dan jasa, serta memperpendek waktu tempuh antara Balikpapan-Samarinda yang semula 3-4 jam menjadi 1,5-2 jam saja. Tercatat rata-rata harian lalu lintas kendaraan yang lewat tol ini sekitar 9-11 ribu kendaraan per hari.

“Jalan tol ini juga penghubung menuju Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara dan sekitarnya,” ujar Nanang dalam keterangannya. Sementara GT Manggar terkoneksi dengan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan via Jalan Mulawarman, dan GT Karang Joang terhubung dengan Jalan Soekarno Hatta Km 13 serta akses Pelabuhan Terminal Peti Kemas Kariangau.

Dikatakan, sejak beroperasi Desember 2019 lalu, pihaknya selalu berupaya mewujudkan kelancaran, keselamatan, dan kenyamanan sesuai standar pelayanan minimal jalan tol. Pihaknya juga menciptakan jalan tol berkelanjutan (green tol road) melalui program penghijauan. “Kami melakukan penanaman pohon khususnya di lereng-lereng jalan tol yang tandus,” bebernya. Ini penting mengingat Jalan Tol Balsam diibaratkan sebagai wajah infrastruktur jalan IKN Nusantara yang mengusung konsep Smart Forest City. Sehingga harus menekankan peningkatan penghijauan di sepanjang ruas tol maupun rest area.

Tol Balsam telah dilengkapi 48 unit CCTV yang memantau pergerakan kendaraan 24 jam dan 7 unit Variable Message Sign (VMS). Memiliki 6 kendaraan layanan jalan tol, 4 ambulans, 2 mobil rescue, 8 mobil derek, 1 unit water tank, 3 mobil teknisi, 5 mobil PJR, dan 3 unit mobil security. Ada dua rest area tipe A yang dikelola PT Jasamarga Related Business (JMRB), masing-masing berada di Km 37 arah Balikpapan dan Km 36 arah Samarinda. (fad)

Kategori :